Saat manajemen lepas tangan, Pasoepati, kelompok suporter Persis, akhirnya turun tangan.
Persis
Solo yang berkompetisi di Divisi Utama PT LPIS terpaksa menghadapi
persoalan finansial akut. Bahkan manajemen sampai tidak mampu membayar
mes pemain. Akibatnya, pemain sempat terusir dari mes di kawasan
Mangkubumen, Banjarsari. Padahal, pengelola mes sudah memberi diskon
besar. Namun, manajemen masih tak kuat membayar biaya sewa.
Selain mengutang sewa mes, gaji pemain pun belum dibayarkan. Mereka baru menerima 20 persen dari gaji pertama (April). mereka pun sudah mogok latihan usai laga terakhir melawan Persewon Wondama, Rabu (15/5). Pertemuan dengan manajemen pun tak membuahkan hasil. Akibatnya, Persis terancam tidak bisa menggelar laga kandang melawan Persekab Kab. Pasuruan di Stadion Manahan, Rabu (29/5).
Saat manajemen lepas tangan, Pasoepati, kelompok suporter Persis, akhirnya turun tangan. Mereka menggalang dana yang sedikit banyak diharapkan bisa membantu pemain. Kepedulian dari suporter yang membuat pemain dan pelatih Widiantoro bersedia kembali berlatih untuk menghadapi Persekap.
"Kami menjalankan misi yang tak mudah. Ini pertandingan yang berat karena pemain sudah lama tidak latihan. Dengan persiapan tim yang hanya sehari sebelum menghadapi Persekap, saya berharap kami tetap bisa meraih hasil maksimal," kata pelatih Widiantoro kepada GOAL.com Indonesia.
Ironisnya, Pasoepati tidak hanya membantu meringankan beban pemain dengan membayar sewa mes. Mereka juga turut membayar 40 persen gaji pemain yang tidak bisa dilunasi manajemen.
"Sumbangan ini sebagai bentuk kepedulian kami melihat Persis dalam kondisi tidak baik. Ini merupakan niat tulus kami. Dana dikumpulkan dari sumbangan anggota Pasoepati, donatur sampai ada yang mencarikan pinjaman," jelas Bimo Putranto, presiden Pasoepati.
Bimo juga menyayangkan sikap manajemen yang lepas tanggung jawab. Karena itu, Pasoepati akan mengawal sisa gaji pemain dan pelatih yang belum dibayarkan. (goal.com)
Selain mengutang sewa mes, gaji pemain pun belum dibayarkan. Mereka baru menerima 20 persen dari gaji pertama (April). mereka pun sudah mogok latihan usai laga terakhir melawan Persewon Wondama, Rabu (15/5). Pertemuan dengan manajemen pun tak membuahkan hasil. Akibatnya, Persis terancam tidak bisa menggelar laga kandang melawan Persekab Kab. Pasuruan di Stadion Manahan, Rabu (29/5).
Saat manajemen lepas tangan, Pasoepati, kelompok suporter Persis, akhirnya turun tangan. Mereka menggalang dana yang sedikit banyak diharapkan bisa membantu pemain. Kepedulian dari suporter yang membuat pemain dan pelatih Widiantoro bersedia kembali berlatih untuk menghadapi Persekap.
"Kami menjalankan misi yang tak mudah. Ini pertandingan yang berat karena pemain sudah lama tidak latihan. Dengan persiapan tim yang hanya sehari sebelum menghadapi Persekap, saya berharap kami tetap bisa meraih hasil maksimal," kata pelatih Widiantoro kepada GOAL.com Indonesia.
Ironisnya, Pasoepati tidak hanya membantu meringankan beban pemain dengan membayar sewa mes. Mereka juga turut membayar 40 persen gaji pemain yang tidak bisa dilunasi manajemen.
"Sumbangan ini sebagai bentuk kepedulian kami melihat Persis dalam kondisi tidak baik. Ini merupakan niat tulus kami. Dana dikumpulkan dari sumbangan anggota Pasoepati, donatur sampai ada yang mencarikan pinjaman," jelas Bimo Putranto, presiden Pasoepati.
Bimo juga menyayangkan sikap manajemen yang lepas tanggung jawab. Karena itu, Pasoepati akan mengawal sisa gaji pemain dan pelatih yang belum dibayarkan. (goal.com)
