Persiapan Persiku Kudus menghadapi kompetisi Divisi Utama Liga
Indonesia 2014 kacau balau. Nyaris sepekan sebelum laga perdana dimulai,
pemain melakukan mogok latihan. Hingga Jumat (14/3), mereka masih belum
bersedia berlatih dengan alasan ketidakjelasan urusan finansial.
Pelatih Kepala Persiku, Agus Riyanto membenarkan, pemain masih belum bersedia berlatih. Pihaknya sebenarnya sudah berusaha mencegah aksi tersebut dengan mengingatkan persiapan kompetisi sudah dekat. ''Tetapi hal ini terkait dengan urusan finansial yang tentunya diserahkan kepada masing-masing pemain,'' paparnya.
Idealnya, sanksi harus diberikan kepada pemain yang tidak menaati aturan di tim. Persoalannya, hingga kemarin pemain belum sepenuhnya mendapatkan hak sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya. Jadi, pihaknya masih harus menunggu pemenuhan hak tersebut sebelum benar-benar menerapkan sanksi.
Terkait upaya pendekatan kepada manajemen, sudah dilakukan. Jawaban yang mengemuka yakni mereka akan secepatnya menyelesaikan persoalan tersebut sehingga pemain dapat segera berlatih untuk persiapan tim.
Mengenai krisis yang tejadi pada timnya, Agus mengakui tetap akan ada dampaknya. Namun hingga kemarin pihaknya belum dapat berspekulasi mengenai apa yang akan terjadi kelak di kompetisi. Dia juga belum berani memastikan apakan Persiku akan tetap lanjut atau justru sebaliknya. ''Yang jelas, kami masih mempunyai pikiran positif terkait tim,'' ujarnya.
Artinya, arsitek Macan Muria itu masih sangat berharap persoalan dapat segera diselesaikan. Semakin cepat persoalan diurai, maka waktu yang tersedia akan langsung digunakan untuk persiapan tim. Menurutnya, persoalan keuangan memang banyak dihadapi tim lainnya tetapi yang sampai mogok setahu dia baru di Persiku. ''Semua tentu masih berharap yang terbaik untuk Persiku,'' tandasnya. (suaramerdeka)
Pelatih Kepala Persiku, Agus Riyanto membenarkan, pemain masih belum bersedia berlatih. Pihaknya sebenarnya sudah berusaha mencegah aksi tersebut dengan mengingatkan persiapan kompetisi sudah dekat. ''Tetapi hal ini terkait dengan urusan finansial yang tentunya diserahkan kepada masing-masing pemain,'' paparnya.
Idealnya, sanksi harus diberikan kepada pemain yang tidak menaati aturan di tim. Persoalannya, hingga kemarin pemain belum sepenuhnya mendapatkan hak sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya. Jadi, pihaknya masih harus menunggu pemenuhan hak tersebut sebelum benar-benar menerapkan sanksi.
Terkait upaya pendekatan kepada manajemen, sudah dilakukan. Jawaban yang mengemuka yakni mereka akan secepatnya menyelesaikan persoalan tersebut sehingga pemain dapat segera berlatih untuk persiapan tim.
Mengenai krisis yang tejadi pada timnya, Agus mengakui tetap akan ada dampaknya. Namun hingga kemarin pihaknya belum dapat berspekulasi mengenai apa yang akan terjadi kelak di kompetisi. Dia juga belum berani memastikan apakan Persiku akan tetap lanjut atau justru sebaliknya. ''Yang jelas, kami masih mempunyai pikiran positif terkait tim,'' ujarnya.
Artinya, arsitek Macan Muria itu masih sangat berharap persoalan dapat segera diselesaikan. Semakin cepat persoalan diurai, maka waktu yang tersedia akan langsung digunakan untuk persiapan tim. Menurutnya, persoalan keuangan memang banyak dihadapi tim lainnya tetapi yang sampai mogok setahu dia baru di Persiku. ''Semua tentu masih berharap yang terbaik untuk Persiku,'' tandasnya. (suaramerdeka)

