Tuan
rumah PSIS Semarang sukses meraih hasil maksimal pada laga pembuka
kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2013. Tampil di kandang sendiri,
Stadion Jatidiri, Semarang, Minggu (27/1), PSIS menang tipis 1-0 atas
PSCS Cilacap. Gol tunggal di laga derby Jawa Tengah itu disarangkan oleh
striker asal Belanda, Emile Linkers.
Laga pembuka Divisi Utama 2013 ini disaksikan kurang lebih 22 ribu
penonton yang sebagian besar adalah suporter tuan rumah. Jumlah penonton
itu sangat luar biasa, apalagi musim lalu, PSIS berkompetisi di liga
sebelah yang atmosfernya kurang begitu semarak.
Pertandingan itu diawali dengan mengheningkan cipta untuk mengenang
almarhum pelatih Persebaya Miroslav Janu, yang meninggal dunia, Kamis
(24/1/2013) lalu. Selain itu, pemain kedua tim pun mengenakan pita hitam
sebagai ungkapan bela sungkawa atas berpulangnya pelatih asal Rep Ceko
tersebut.
Kendati tampil di hadapan puluhan ribu suporternya, para pemain PSIS
justru sempat bermain tegang di awal babak pertama. Turun dengan formasi
terbaiknya dengan duet Imral Usman dan Emile Linkers, permainan PSIS
terlalu mudah dimatikan para pemain PSCS.
Bahkan di lapangan tengah, PSCS lebih banyak menguasai dengan melalui
kolaborasi mantan pemain Pelita Jaya, Andesi Setyo Prabowo dan Owang
Abong Crepin. Namun sampai babak pertama usai, kedua masih sama-sama
tidak mampu mencetak gol.
Memasuki babak kedua, Pelatih PSIS Firmandoyo meminta pemainnya untuk
bermain lebih ofensif. Masuknya Miko Ardiyanto menggantikan Syaiful
Amar membuat lapangan tengah PSIS lebih hidup.
Alhasil, memasuki menit ke-62, PSIS akhirnya mampu memecahkan
kebuntuan. Sebuah tendangan keras Emile Linkers mampu dihalau kiper
PSCS, Ega Rizky Pratama, setelah sebelumnya membentur kaki salah seorang
pemain belakang PSCS. Gol itu langsung disambut gemuruh ribuan Snex dan
Panser Biru, suporter setia PSIS.
Keunggulan itu membuat permainan PSIS makin bergairah. Beberapa
tekanan berulang kali dilancarkan tim Mahesa Jenar. Tetapi sayang,
sampai laga usai, kedudukan 1-0 untuk PSIS tetap tidak berubah.
Asisten pelatih PSIS, Eko Purjianto mengakui, pemainnya sempat
bermain nervous di awal laga. Bahkan hampir sepanjang babak pertama,
PSIS gagal memperagakan permainan sesuai instruksi pelatih.
"Baru pada babak kedua, pelatih meminta untuk bermain lebih ofensif.
Itu penting karena sebagai tuan rumah kami butuh kemenangan sebagai
modal untuk mengarungi kompetisi yang cukup panjang ini," tegas Eko.
Yang pasti, lanjut jebolan Primavera ini, pihaknya akan banyak
mengambil pelajaran sebagai bahan evaluasi dari laga ini. Itu penting
karena secara umum permainan PSIS masih jauh dari harapan.
"Jujur kami masih harus banyak berbenah. Setelah ini kami akan
evaluasi lebih mendalam lagi. Ke depan tentunya kami berharap bisa
tampil lebih baik lagi," tutur Eko.
Sementara Pelatih PSCS Gatot Barnowo mengaku puas, meski timnya gagal
meraih angka. Menurutnya laga melawan PSIS berlangsung sangat baik,
fair, dan sportif.
"Kami hanya tidak beruntung dan keberuntungan itu berpihak pada
PSIS.Meski kalah saya tetap positif menilai permainan kami. Apalagi
sebagian besar materi pemain saya adalah pemain muda yang butuh jam
terbang lebih banyak lagi," tandasnya.
Pada laga itu wasit Fahrizal M Kahar mengeluarkan enam kartu kuning
kepada Catur Adi Nugroho, Nurul Huda, Imral Usman (PSIS), Andesi Setyo
Prabowo, Andri Siswanto, Rastiawan Aribowo (PSCS).