Gebrakan
Mitra Kukar di awal musim kompetisi Indonesia Super League 2012/2013
memang dashyat. Dua laga tandang dan dua laga kandang diakhiri dengan
kemenangan. Juara bertahan Sriwijaya FC pun dipaksa bertekuk lutut oleh
Ahmad Bustomi dkk.
Kendati meraih hasil gemilang, pelatih Mitra Kukar, Stefan Hansson,
tidak mau jemawa. Ia bahkan mengaku masih belum sepenuhnya puas dengan
performa lini depannya. Padahal, Naga Mekes sukses menggelontorkan 10
gol dalam 4 laga. Hal itu ditegaskan Hansson usai laga melawan Sriwijaya
FC, Sabtu (26/1).
“Dari awal kami memang mencoba bermain menekan, tapi masih banyak
peluang yang terbuang. Secara keseluruhan, saya senang terhadap
permainan dan pertandingan malam ini. Saya berharap para pemain bisa
memperbaiki performa pada laga berikutnya,” kata Stefan Hansson.
Kemenangan Mitra Kukar atas Sriwijaya FC sendiri harus memakan
korban, dengan dikartu merahkannya Rachmat Latief pada menit ke-89.
“Soal kartu merah, saya pikir keputusan wasit memang tepat. Tapi,
untuk kami, jelas sebuah kerugian karena mengganggu pola dan taktik
untuk laga away mendatang,” papar pelatih asal Swedia ini.
Sementara itu, pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi, mengakui bahwa
krisis penjaga gawang yang dialami timnya menjadi salah satu faktor
penyebab kekalahan ini. Kas menyatakan, gol yang tercipta diawal babak
pertama memang kesalahan kiper.
'Kiita sengaja memasang kiper ketiga yang berstatus kiper SFC U21,
karena Ferry masih dibekap cedera. Selain itu, susah memang melawan
tekanan dari Mitra Kukar yang bermain semangat, apalagi bermain di depan
pendukungnya sendiri,” ujar Kas Hartadi.
Kendati meraih hasil buruk dalam dua laga away di Kalimantan Timur,
Kas Hartadi yakin timnya bukanlan tim yang mudah larut dalam kekalahan.
“Kami tetap menatap ke depan, apalagi liga baru saja dimulai. Masih
jauh perjalanan yang harus ditempuh. Jadi, saya dan pemain harus lebih
fokus kedepannya,” pungkas Kas Hartadi.