PSSI berencana menerapkan financial fairplay alias anggaran maksimal
bagi klub peserta Indonesian Premier League (IPL) 2013. Batasan maksimal
yang dipatok senilai Rp 12 miliar dengan komposisi alokasi 60 persen
unuk gaji pemain dan 40 persen lainnya untuk operasional klub, termasuk
biaya tanding home and away.
Persebaya mendukung penuh peneratan aturan itu. Hanya saja, menurut
Corporate Secretary Persebaya Ram Surahman, pihaknya telanjur melakukan
deal kontrak dengan pemain jauh sebelum kebijakan itu dirancang. "Harus
dipahami, untuk klub-klub tertentu seperti Persebaya aturan itu agak
memberatkan. Tapi kami akan berusaha keras untuk menyiasatinya di
pos-pos pengeluaran lainnya,” kata Ram, Kamis (17/1) malam.
Sebelumnya manajemen Persebaya sudah merilis pernyataan bahwa untuk
mengarungi kompetisi mendatang setidaknya dibutuhkan biaya Rp 16 miliar
sampai 18 miliar. Sebab, musim depan peserta IPL bertambah dari 12
menjadi 16 klub. "Tapi secara garis besar kami setuju dengan adanya
aturan yang membatasi pengeluaran maksimal sebuah klub tersebut.
Aturan itu bisa membantu klub menghemat anggaran sekaligus mencegah
kasus pemain yang hingga kompetisi berakhir gajinya belum dilunasi,"
papar mantan wartawan ini. Ram mengakui, meski tidak populis tapi
aturan ini cukup membuat rasa aman bagi pemain.
Sebab, walau kontrak ataupun gaji yang mereka dapat tidak terlalu besar
namun pembayarannya bakal lebih lancar hingga akhir kompetisi. Dari
pada gaji besar, tapi cuma satu atau dua bulan saja. Kan lebih baik
tidak besar tapi lunas dibayar sampai akhir musim," tegas Ram.