Joko Driyono, Bambang Soesatyo, Tjipta Lesmana, Dedi Gumelar, dan Effendi Gazali. (Frengky Aruan/Bolanews)
Kekisruhan yang terjadi
di sepak bola Indonesia dalam beberapa waktu ini, menimbulkan respon
dari sejumlah pihak. Yang teranyar dari pakar komunikasi dan pengamat
politik yang juga berprofesi sebagai dosen dan kolumnis, Tjipta Lesmana.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Banding Pemilihan
Ketua Umum PSSI 2011 itu melihat dunia sepak bola saat ini tak ubahnya
percaturan politik.
"Bola tidak berbeda dengan politik. Terdapat pertempuran yang
dashyat dan itu luar biasa. Lewat sepak bola, ada pihak yang ingin
mendapat power, sementara melalui power itu, ia akan bisa berkuasa
tinggi. Intinya dalam sepak bola atau politik ada beberapa hal yang
dicari, seperti power, ketenaran, dan duit," kata Tjipta di Nusantara 3,
Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2).
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Tjipta ini sendiri dikemukakan dalam
peluncuran buku terbarunya berjudul 'Bola Politik dan Politik Bola, ke
Mana Arah Tendangannya?'. Dalam peluncuran itu hadir pula Bambang
Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo, pengamat politik Effendi
Gazali, CEO PT Liga Indonesia Djoko Driyono, dan Anggota Komisi X DPR RI
Dedi Gumelar.
Selain Tjipta, Bambang Soesatyo juga mengatakan hal senada. Jika
dianalogikan, dalam dunia politik, menurutnya juga terdapat pihak yang
memiliki tugas yang sama seperti di dalam dunia sepak bola.
"Di bola ada manajer, pelatih, pemain, begitu juga di poitik. Di sini
menarik. Untuk mendapatkan power ada ahli strategi. Saya juga melihat
bawah kekisruhan di PSSI sama dengan di perpolitikan, yang tidak
selesai. Tapi perlu dimaklumi karena ada perebutan kekuasaan, yang tidak
dilakukan secara demokratis. Sebagai seorang yang awam mengenai sepak
bola, saya melihat ada perebutan masif kalau sudah menyangkut masalah
pride," terangnya. (bolanews)