”Tiga kekalahan di laga awal cukup buat kami untuk menentukan sikap. Prestasi tim sangat menurun di putaran kedua ini, kami ingin mendongkrak performa Persipur di empat laga sisa. Ini jalan yang harus ditempuh untuk menyelamatkan tim dari jurang degradasi,” kata Manajer Tim Ady Setiawan, Senin (30/6).
Keputusan ini diambil setelah manajemen melakukan evaluasi terakhir pada Senin (30/6) pagi. Selain kurang mampu mengangkat prestasi, pelatih asal Bojonegoro itu juga dianggap tak sejalan lagi dengan manajemen. Nanang dipandang kerap berjalan sendiri dalam mengambil keputusan. Padahal pada perjanjian segala sesuatu harus dibicarakan.
Hanya saja, pihaknya belum secara resmi memberitahu ke Nanang Kushardiyanto terkait pemutusan kontrak. Ady menegaskan, semua hal yang menjadi hak Nanang akan segera diberikan. Manajemen langsung menunjuk sang asisten Wahyu Teguh untuk menggantikan posisi Nanang
”Kami memutuskan tidak akan mencari pelatih baru. Asisten pelatih Wahyu Teguh akan menangani tim pada sisa pertandingan di putaran kedua ini. Wahyu juga sangat berkompeten dan lisensi kepelatihan yang dipunyai sesuai dengan persyaratan. Jadi tidak ada kendala di posisi pelatih,” ujar pria yang juga Direktur PDAM Grobogan itu.
Terpisah, Nanang Kushardiyanto menerima keputusan manajemen yang memutus kontrak. Bagi dia, hal itu sangat biasa dalam sepak bola. ”Sudah menjadi resiko pelatih diberhentikan jika dinilai kurang mampu menangani tim. Hanya saja, semua hak harus dipenuhi. Hanya saja kenapa terkesan terburu-buru,” tandasnya. (suara merdeka)
