Pelatih anyar Persis Solo versi LPIS, Widyantoro siap membawa tim
Laskar Sambernyawa meraih kejayaan yang pernah diraih seperti saat masa
Galatama dulu. Selain memilih pemain berkualitas, strategi permainan
sudah disiapkan mantan pelatih PSS Sleman tersebut.
Menakhodai tim asal Kota Bengawan, Wiwid memiliki dua formasi saat
laga kandang dan tandang. Untuk laga kandang, skema yang diusung
berformat 4-4-2, sedangkan laga tandang memakai 4-2-31. “Untuk pola
pemainan yang saya anut yakni pola permainan menyerang ala total
football. Formasi yang biasa saya gunakan adalah 4-4-2 maupun
transformasinya 4-2-3-1 ketika kami bermain away,” katanya, Sabtu
(9/2/2013).
Menurut dia, dengan model 2 skema itu, dalam skuad dibutuhkan pemain
yang energik. Sehingga tidak heran, dalam komposisi pemain, Wiwid lebih
memprioritaskan pemain muda. “Untuk prosentase pemain muda dan senior,
saya akan mengisi komposisi tim dengan lebih banyak pemain muda,” ungkap
Wiwid, sapaan akrabnya.
Namun, pelatih berlisensi A nasional ini tetap memberikan tempat
kepada pemain senior. Setidaknya ada tiga pemain senior yang diberi
kepercayaan untuk memompa semangat di lapangan. “Di dalam starting
eleven nanti, saya juga akan memasang tiga pemain senior,” imbuhnya.
Pelatih asal Magelang ini optimistis, jika komposisi pemain dan skema
yang diterapkan berjalan baik di lapangan, maka bukan tidak mungkin tim
Laskar Sambernyawa bisa promosi ke kasta tertinggi, Indonesia Primier
League (IPL) musim depan. Dia berharap mendapat dukungan penuh dari
managamen maupun suporter setia Persis, Pasoepati. Meski materi
bagus, namun kurang mendapat dukungan dari elemen lain, sulit bisa mewujudkan ambisi promosi ke IPL.
“Saya berharap dengan dukungan dari manajemen, kerja keras pemain dan
tentunya dukungan suporter Pasoepati, Persis Solo dapat mewujudkan
targetnya musim ini. Persis harus berprestasi maksimal, yakni promosi ke
kasta tertinggi,” ujarnya penuh semangat.
Wiwid mengakui bisa membawa Persis ke kancah tertinggi, merupakan
ambisi pribadinya. Pasalnya, Wiwid dengan Kota Solo khususnya sepakbola
Solo mempunyai ikatan emosional yang kuat. “Dulu saat masih sebagai
pemain profesional, Arseto Solo adalah tim pertama yang bela, sekitar
tahun 1990-1991. Saya juga pernah menjadi pemain Persis di tahun
2003-2004,” ujarnya.
Adanya latar belakang ikatan emosional inilah yang membuatnya memilih
mengarseteki Persis Solo. Padahal memilih Persis, Wiwid sangat
diinginkan tim lain seperti tim yang dibesutnya musim lalu, PSS Sleman
atau tim promosi Divisi Utama LPIS Persibangga Purbalingga maupun tim
asal kota kelahirannya, PPSM Magelang.