Miroslav Janu, pelatih Persebaya yang meninggal pada Januari 2013.
Persebaya Surabaya memastikan diri menjadi juara Divisi Utama setelah
mengalahkan Perseru Serui dengan skor 2-0. Seluruh elemen tim Persebaya
secara khusus mendedikasikan trofi Divisi Utama yang baru saje mereka
raih kepada mantan pelatih mereka yang meninggal dunia pada bulan
Januari 2013 lalu, Miroslav Janu.
"Saya persembahkan kemenangan ini kepada teman saya, almarhum Miroslav Janu. Di hati saya, saya merasa merayakan kemenangan ini bersama beliau," kata pelatih Persebaya, Tony Ho.
"Kemenangan ini juga menjadi kado bagi arek Surabaya," sambung dia.
Tony pun berterima kasih kepada anak-anak asuhnya yang selalu mau bekerja keras di atas lapangan. Kekompakkan serta kebersamaan dinilai menjadi kunci utama prestasi yang menggembirakan ini.
"Semua unsur yang terlibat disini membantu memberikan motivasi seperti dari keluarga, pimpinan Persebaya maupun bonek sehingga kami bisa main tepat dan menghasilkan output yang luar biasa," ucap Toni.
Menurut dia pula, penampilan di partai final melawan Perseru merupakan yang terbaik dari seluruh laga Bajul Ijo. "Kami datang dengan nama besar Surabaya, jadi kami harus menang dengan penampilan yang terbaik," jelas Tony.
Sebagai juara Divisi Utama, Persebaya berhak atas hadiah uang sebesar Rp500 juta. Tak hanya itu, salah satu pemainnya, Boumsong juga mendapatkan predikat sebagai pencetak gol terbanyak, bersama pemain Persik Kediri, dengan torehan 18 gol.
Perseru Serui Puas
Meski hanya menempati peringkat kedua Divisi Utama, Perseru Serui mengaku tidak terlalu kecewa. Pasalnya, target utama dari Kuda Laut Oranye adalah lolos ke kasta Indonesia Super League.
"Masuk final ini kita anggap main-main saja. Ini berbeda ketika melawan Persik dalan semifinal yang harus berjuang sekuat tenaga," kata pelatih Perseru, Robby Maruanaya.
"Target sejak awal hanya lolos ke ISL. Jadi ketika kalah melawan Persebaya, kami tidak kecewa," sambung dia.
Robby pun menyadari bahwa kekuatan Persebaya lebih unggul dari timnya. "Jadi kami santai saja di pertandingan tadi," beber Robby. (vivabola)
"Saya persembahkan kemenangan ini kepada teman saya, almarhum Miroslav Janu. Di hati saya, saya merasa merayakan kemenangan ini bersama beliau," kata pelatih Persebaya, Tony Ho.
"Kemenangan ini juga menjadi kado bagi arek Surabaya," sambung dia.
Tony pun berterima kasih kepada anak-anak asuhnya yang selalu mau bekerja keras di atas lapangan. Kekompakkan serta kebersamaan dinilai menjadi kunci utama prestasi yang menggembirakan ini.
"Semua unsur yang terlibat disini membantu memberikan motivasi seperti dari keluarga, pimpinan Persebaya maupun bonek sehingga kami bisa main tepat dan menghasilkan output yang luar biasa," ucap Toni.
Menurut dia pula, penampilan di partai final melawan Perseru merupakan yang terbaik dari seluruh laga Bajul Ijo. "Kami datang dengan nama besar Surabaya, jadi kami harus menang dengan penampilan yang terbaik," jelas Tony.
Sebagai juara Divisi Utama, Persebaya berhak atas hadiah uang sebesar Rp500 juta. Tak hanya itu, salah satu pemainnya, Boumsong juga mendapatkan predikat sebagai pencetak gol terbanyak, bersama pemain Persik Kediri, dengan torehan 18 gol.
Perseru Serui Puas
Meski hanya menempati peringkat kedua Divisi Utama, Perseru Serui mengaku tidak terlalu kecewa. Pasalnya, target utama dari Kuda Laut Oranye adalah lolos ke kasta Indonesia Super League.
"Masuk final ini kita anggap main-main saja. Ini berbeda ketika melawan Persik dalan semifinal yang harus berjuang sekuat tenaga," kata pelatih Perseru, Robby Maruanaya.
"Target sejak awal hanya lolos ke ISL. Jadi ketika kalah melawan Persebaya, kami tidak kecewa," sambung dia.
Robby pun menyadari bahwa kekuatan Persebaya lebih unggul dari timnya. "Jadi kami santai saja di pertandingan tadi," beber Robby. (vivabola)