Kendati mendapat pengurangan tiga angka terkait kasus transfer pemain, Arema Cronous akhirnya tetap menyabet status runner up Indonesia
Super League (ISL) 2013. Pada pertandingan terakhir di kandang Persiram
Raja Ampat, Minggu (15/9) sore WIT, Arema memenangi laga dengan skor
tipis 2-1.
Bermain di atas lapangan Stadion Wombik yang bergelombang, Singo Edan tampil dengan semangat tinggi. Arema unggul dua gol lebih dulu melalui Greg Nwokolo (36) dan Gede Sukadana (64). Persiram memperkecil skor via tendangan pinalti Steven Ambiri di akhir babak kedua.
Kemenangan ini membuat Singo Edan mengumpulkan 66 angka dan sudah tidak mungkin dikejar pesaing di bawahnya. Bermain tanpa Christian Gonzales dan Hasyim Kipuw yang terkena akumulasi kartu kuning, Singo Edan tak surut motivasi untuk mengamankan peringkat dua.
Didukung langsung ratusan Aremania di Stadion Wombik, tim asuhan Rahmad Dharmawan terlihat lebih membahayakan dibanding tuan rumah. Walau bermain di lapangan yang buruk, Arema mampu bermain efektif serta mengambil permainan dari tuan rumah yang rupanya juga kesulitan dengan kondisi lapangan sendiri.
Kemenangan ini sekaligus menjadi salah satu catatan terbaik bagi Arema karena menang beruntun di dua partai away ke Papua. Juga, Arema membuktikan bahwa pengurangan angka oleh FIFA tak menjadi persoalan dan justru penambah semangat untuk menghindari malu karena batal menjadi runner up.
"Tim sudah bekerja keras dan membuktikan bahwa pengurangan angka menambah semangat Arema tetap mengamankan runner up. Kami memberikan respons bagus atas kondisi itu dan pemain tidak merasa tertekan. Saya jelas mengapresiasi perjuangan anak-anak," ujar Rahmad Darmawan dihubungi seusai laga.
Reaksi Arema terhadap pengurangan tiga angka terbukti jitu menghadapi Persiram yang sejatinya cukup tangguh di kandang. Sebab jika tidak mampu meraih angka sempurna, maka posisi Singo Edan bisa tergusur dari runner up yang sudah terpegang sebelumnya.
Sementara, pada pertandingan lain, Persegres Gresik United mengalami kekalahan saat berkunjung ke tim degradasi Persidafon Dafonsoro. Laskar Joko Samudro susah payah menghadapi tuan rumah yang tak terpengaruh status sebagai tim degradasi.
Persidafon unggul lebih dulu melalui David Laly di babak pertama sebelum disamakan tendangan geledek Ahmad Sembiring dari luar kotak pinalti. Namun impian Persegres menuai angka di pertandingan terakhir harus musnah karena wasit memberikan tendangan pinalti untuk tuan rumah.
Keputusan pinalti diberikan karena bek pengganti Lan Bastian dianggap handsball di kotak terlarang. Eksekusi dari titik putih yang dilakukan Pape N'Diaye tak bisa dibendung kiper Hery Prasetya. Dengan kekalahan ini Persegres tetap berada di papan tengah.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/rin)
Bermain di atas lapangan Stadion Wombik yang bergelombang, Singo Edan tampil dengan semangat tinggi. Arema unggul dua gol lebih dulu melalui Greg Nwokolo (36) dan Gede Sukadana (64). Persiram memperkecil skor via tendangan pinalti Steven Ambiri di akhir babak kedua.
Kemenangan ini membuat Singo Edan mengumpulkan 66 angka dan sudah tidak mungkin dikejar pesaing di bawahnya. Bermain tanpa Christian Gonzales dan Hasyim Kipuw yang terkena akumulasi kartu kuning, Singo Edan tak surut motivasi untuk mengamankan peringkat dua.
Didukung langsung ratusan Aremania di Stadion Wombik, tim asuhan Rahmad Dharmawan terlihat lebih membahayakan dibanding tuan rumah. Walau bermain di lapangan yang buruk, Arema mampu bermain efektif serta mengambil permainan dari tuan rumah yang rupanya juga kesulitan dengan kondisi lapangan sendiri.
Kemenangan ini sekaligus menjadi salah satu catatan terbaik bagi Arema karena menang beruntun di dua partai away ke Papua. Juga, Arema membuktikan bahwa pengurangan angka oleh FIFA tak menjadi persoalan dan justru penambah semangat untuk menghindari malu karena batal menjadi runner up.
"Tim sudah bekerja keras dan membuktikan bahwa pengurangan angka menambah semangat Arema tetap mengamankan runner up. Kami memberikan respons bagus atas kondisi itu dan pemain tidak merasa tertekan. Saya jelas mengapresiasi perjuangan anak-anak," ujar Rahmad Darmawan dihubungi seusai laga.
Reaksi Arema terhadap pengurangan tiga angka terbukti jitu menghadapi Persiram yang sejatinya cukup tangguh di kandang. Sebab jika tidak mampu meraih angka sempurna, maka posisi Singo Edan bisa tergusur dari runner up yang sudah terpegang sebelumnya.
Sementara, pada pertandingan lain, Persegres Gresik United mengalami kekalahan saat berkunjung ke tim degradasi Persidafon Dafonsoro. Laskar Joko Samudro susah payah menghadapi tuan rumah yang tak terpengaruh status sebagai tim degradasi.
Persidafon unggul lebih dulu melalui David Laly di babak pertama sebelum disamakan tendangan geledek Ahmad Sembiring dari luar kotak pinalti. Namun impian Persegres menuai angka di pertandingan terakhir harus musnah karena wasit memberikan tendangan pinalti untuk tuan rumah.
Keputusan pinalti diberikan karena bek pengganti Lan Bastian dianggap handsball di kotak terlarang. Eksekusi dari titik putih yang dilakukan Pape N'Diaye tak bisa dibendung kiper Hery Prasetya. Dengan kekalahan ini Persegres tetap berada di papan tengah.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/rin)