PT LI sejatinya mengundang 66 klub untuk hadir dalam pertemuan ini, namun dua klub yaitu PSSB Bireuen dan Perssin Sinjai urung hadir ke Hotel Somerset, Surabaya dengan alasan yang belum jelas.
"Bulan Februari nanti kita akan melakukan fase verifikasi terhadap semua klub. Dilanjut tanggal 10 Maret, kita tentukan jumlah pasti klub Divisi Utama beserta grouping-nya. Lalu, tanggal 17 Maret kita kasih draft jadwal kompetisi, nanti PT Liga memberikan waktu satu minggu untuk finalisasi jadwal dan 15 April Divisi Utama akan kick off," kata Sekretaris Jenderal (sekjen) PSSI, Joko Driyono, usai pertemuan di Surabaya, Senin (27/1) malam.
Sekjen PSSI ini berharap, klub-klub bisa memanfaatkan waktu hingga akhir Februari, khususnya terkait verifikasi tim.
"Kita fokus dua hal yakni infrastruktur dan keuangan. Stadion harus berkualitas baik, khususnya rumput lapangannya, sekalipun lampu bukan kewajiban. Masalah infrastruktur terkait dengan fasilitas perangkat pertandingan dan keamanan. Keuangan adalah kewajiban klub-klub pada pemain, jangan ada yang masih menunggak gaji," harap Joko.
Joko menambahkan bahwa klub-klub juga memberikan masukan dalam pertemuan tadi.
"Masukan dari klub yakni opsi grup nantinya antara enam hingga delapan grup saja. Kita tunggu hingga 10 Maret nanti serta kita lihat dulu kesiapan klub. Untuk sistem promosi ke ISL, hanya untuk dua tim, dengan begitu tidak ada babak play-off ke ISL, terus yang terdegradasi 16 klub. Jika ada delapan grup, maka dua tim terbawah dari delapan grup akan otomatis degradasi. Sedangkan tim yang promosi ke Divisi Utama minimal dua tim, tapi itu masih kita godok juga karena kita belum menentukan yang promosi dari Piala Nusantara, " Joko menerangkan.
Sedangkan pertemuan manajer klub Divisi Utama dijadwalkan pada 1 April. Ini sudah memenuhi road map PSSI menuju tahun 2017, di mana Divisi Utama akan memenuhi jumlah ideal 32 peserta. Nantinya, hal ini juga akan dituangkan dalam bentuk regulasi.
"Tapi tidak hari ini. Kami belum bisa karena butuh kepastian tempat terkait dengan persiapan, kontrak dan sebagainya," kata pria asal Ngawi. (beritasatu)
