March 3, 2025 05:40:00 AM
Selamat Datang | |


Minggu, 17 Februari 2013

Inilah Surat FIFA pada Menpora yang Beredar di Internet

By
Updated : Minggu, 17 Februari 2013 14.36.00

Jakarta - Otoritas sepakbola dunia (FIFA) mengirimkan surat kepada  Menpora Indonesia, Roy Suryo. Surat berisi situasi terakhir konflik sepakbola di tanah air. Sampai saat ini, Roy Suryo belum mau membeberkan surat tersebut kepada publik.

Roy Suryo berjanji membeberkannya besok, Senin (18/2/2013). Walau begitu, surat tersebut ternyata sudah beredar luas di internet. Inti dari surat adalah FIFA menghargai usaha Menpora yang berniat untuk memfasilitasi penyelesaian konflik sepakbola di tanah air.

FIFA mengingatkan tentang empat agenda yang selama ini menjadi sumber konflik. Keempatnya adalah Penyatuan kedua liga, Revisi statuta PSSI, Pengembalian 4 pejabat EXCO yang dipecat, dan Pelaksanakan konggres berdasarkan daftar peserta konggres Solo (Juli 2011) sesuai MoU yang ditanda tangani pada tanggal 7 Juni 2012.

FIFA juga mengingatkan bahwa nasib sepakbola Indonesia bakal dibahas dalam rapat Komite Eksekutif FIFA tanggal 20 Maret 2013. Untuk itu, FIFA berharap sebelum tanggal tersebut, konflik telah berhasil diselesaikan. [but]

Berikut surat FIFA kepada Menpora:


Situation of the Indonesian Football

Dear Honourable Minister,

We would like to congratulate you for your recent nomination as such an important Ministry and to thank you for the kind letter addressed to the FIFA President and brought by the delegation led by Prof.Dr.Richardus Eko Indrajit who visited FIFA yesterday.

We share the concern of the President of Indonesia with regard to the long on-going and worrisome situation of the Indonesian football. FIFA and AFC have been very much involved in trying to find adequate solutions and we appreciate your initiative to assist in providing conducive environment for all football stakeholders in resolving the on-going disagreement between the involved parties.

Since September 2012, both FIFA and AFC made clear that Indonesian stakeholders had to implement the following:

1.    Reunification of the two leagues
2.    Revision of the PSSI statutes
3.    Re-installment of the four expelled PSSI Executive Committee members
4.    Agreement of all parties to the Memorandum of Understanding from 7 June 2012 on the list of delegates to the PSSI Congress based on the list of the Solo Congress of July 2011

The situation of the Indonesian Football has been debated regularly at the highest FIFA and AFC levels. As you may know, the situation is now becoming more than urgent since the case will be discussed again by the FIFA Executive Committee during its next meeting scheduled on 20 March 2013. It is clearly expected that the four above-mentioned conditions be met in order to avoid potential sanctions.

We sincerely hope that your efforts will yield good results since it would be sad that the numerous Indonesian football lovers be deprived of their favourite sport because of the selfishness of some groups of interest.

Yours sincerely,
FIFA

Jerome Valcke
Secretary General


Terjemahan :

Dalam surat tersebut sebenarnya dapat kita terjemahkan bahwa FIFA secara jelas mengakui PSSI sebagai anggota resmi mereka dan tidak mengenal adanya KPSI.

Beberapa poin yang wajib mendapatkan perhatian dan penyelesaian dalam permasalahan sepakbola di Indonesia adalah:

  1. Penyatuan kedua liga
  2. Revisi statuta PSSI
  3. Pengembalian 4 pejabat EXCO yang dipecat
  4. Melaksanakan konggres berdasarkan daftar peserta konggres Solo (Juli 2011) sesuai MoU yang ditanda tangani pada tanggal 7 Juni 2012.
Untuk menghindari sanksi dari FIFA kepada PSSI, 4 poin diatas harus diselesaikan  sebelum sidang EXCO  pada tanggal 20 Maret 2013, hal ini sangat penting karena permasalahan kisruh sepakbola di Indonesia telah menjadi polemik dan perdebatan di level FIFA dan AFC.

Permasalahan peserta konggres mungkin merupakan hambatan utama dari penyelesaian 4 poin diatas, karena KPSI saat ini masih bersikukuh bahwa peserta konggres nanti haruslah orang-orang yang sama dengan peserta konggres di Solo (Juli 2011), sedangkan secara situasi dan kondisi dinamika organisasi peserta konggres harusnya mewakili kelembagaan, dan apabila ada perubahan struktur dan organisasi dari lembaga peserta konggres, maka wakil peserta konggres adalah pihak yang sah mewakili dan ditunjuk secara resmi oleh lembaga tersebut (Klub/Pengprov).

Hak mengikuti konggres melekat kepada lembaga entah itu berupa klub maupun pengprov, dan bukanlah melekat kepada individu tertentu.  Secara logika hal ini sangat mungkin apabila terjadi individu peserta konggres di Solo saat ini tidak menjadi pihak yang dapat mewakili klub atau pengprov karena dinamika organisasi ataupun apabila individu tersebut berhalangan tetap karena sakit ataupun meninggal.

Satu kalimat hal yang menohok bagi para pejabat atau tokoh sepakbola Indonesia adalah FIFA mengharapkan agar para pihak yang berseteru dapat meredam rasa ego masing-masing kelompok yang selama ini masih tinggi diperlihatkan.

Kini tinggal bagaimana tindakan tegas dari pemerintah untuk menyatukan kedua liga yang ada baik itu IPL yang merupakan produk resmi PSSI dan ISL yang merupakan liga breakaway yang menginduk pada KPSI dan mengadakan konggres dengan mengacu pada statuta dan tetap berkoordinasi dengan FIFA/AFC mengenai peserta konggres tersebut apakah melekat pada individu ataukah melekat kepada organ organisasi resmi dalam klub, pengprov, pengcab dan pemilik suara lainnya . (Red)

Berita Terkait

Comment