Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Senin, 08 April 2013

Jelang Derby Jatim, Siapa Terbaik Persegres Vs Persela?

By
Updated : Senin, 08 April 2013 01.48.00

 
Laga duel derby Jawa Timur, antara Persegres Gresik melawan Persela Lamongan dipastikan berjalan menarik pada 9 April 2013 di ajang lanjutan Indonesia Super League (ISL). Sayangnya, duel tersebut dipastikan tanpa suporter tim tamu LA Mania akibat larangan dari pihak kepolisian.

Aroma rivalitas menyeruak jelang laga ini. Sehingga, kedua pelatih, Widodo C Putro (Persegres), dan Didik Ludiyanto (Persela) bakal beradu strategi siapa yang terbaik. Gresik atau Lamongan. Di musim lalu kedua tim sama-sama saling mengalahkan.

Di putaran pertama, Persegres mampu menjinakkan Persela dengan skor 3-2. Selanjutnya putaran kedua, giliran Persela mempecundangi Persegres dengan skor telak 4-1.

Memasuki musim ISL 2012-2013, kedua tim bertemu kembali. Uniknya, dua kesebelasan tersebut sama-sama memecat pelatih kepalanya. Persegres terlebih dulu memecat pelatih Suharno. Disusul Persela juga melakukan hal yang sama memberhentikan Gomes de Oliviera.

Kesamaannya lagi, di beberapa pertandingan kedua kesebelasan ini tongkat estafetnya dipegang pelatih caretaker. Persegres sempat dinahkodai oleh Khusaeri. Namun, menjelang putaran pertama berakhir. Manajemen menunjuk pelatih Widodo C Putro. Sebaliknya, Persela masih mempercayakan Didik Ludiyanto sampai sekarang.

Rivalitas kedua tim memang memanas. Maklum, secara peringkat tidak beda jauh. Persegres di peringkat 13 dengan poin 13. Persela di urutan 12 dengan poin yang sama atau sama-sama di papan bawah. Karena itu, pertandingan di Gresik sangat menentukan apakah salah tim mampu menerobos papan tengah. Atau sebaliknya justru tetap menghuni papan bawah.

Jika disimak dari sisi history, tim Persegres memang terlebih dulu muncul dibanding Persela. Tim asal Gresik itu pernah berkiprah di era perserikatan tahun 1990-an. Bahkan, sewaktu masih ada kesebelasan Petrokimia Putra yang sudah almarhum. Tim ini pernah mencicipi juara kompetisi divisi utama Ligina musim 2001-2002. Tapi, setelah era 2003 ke atas. Tim Persela sempat tertidur mulai menunjukkan tajinya.

Berbekal menjuarai divisi satu musim 2003-2004. Laskar 'Joko Tingkir' julukan Persela mulai diperhitungkan. Tidak tanggung-tanggung sejak kompetisi divisi utama 2004 ke atas. Persela selalu eksis bahkan tidak pernah terdegradasi. Tidak hanya itu, Persela juga mampu menyabet Piala Gubernur Jatim kedua kalinya. Terakhir di tahun 2012, Persela mampu mengalahkan Arema Indonesia meskipun bermain di Malang.

Tidak salah jika, aroma kedua kesebelasan menjelang pertandingan cukup memanas. Sebab, kedua tim memiliki suporter sama-sama fanatiknya. Persegres dengan Ultrasmania-nya. Begitu pula Persela dengan dukungan ribungan LA Mania. Malahan ada pameo boleh kalah dengan tim lain asal jangan sampai kalah dengan tim tetangga. Intinya, kedua klub sepak bola itu sah-sah saja saling mengalahkan asal sportivitas tetap dijunjung. Bravo Persegres......bravo Persela. Jadilah tim yang bermain sportivitas di tengah reformasi PSSI.

Berita Terkait

Comment