Persiba tampil dominan ketika menjamu Persema di Stadion Sultan Agung,
Bantul, Kamis (25/4). Tuan rumah unggul lima gol tanpa balas. Pesta gol
Persiba dibuka menit ke-22 oleh Ezequiel Gonzales, disusul Eduardo
Bizzaro menit 41 dari titi putih, dan Oktavianus menit 74. Dua gol
lainnya diborong striker asing Roberto Kwateh pada menit 77 dan 80.
Persiba sejak awal memang berniat menerapkan strategi menyerang. I Made
Wirahadi dan Ugiek Sugiyanto jadi andalan utama untuk menjebol gawang
lawan. Duet maut itu disokong Slamet Nurcahyo, Johan Manaji, Arwin Rabda
dan Ezequiel Gonzales yang mengisi lini tengah.
Tekanan tuan rumah membuahkan hasil di menit 16. Berawal dari tendangan
bebas Slamet Nurcahyo, bola pun diteruskan Ezequiel Gonzales dengan
sempurna ke gawang Persema yang dijaga Ruhanda Mardiansyah. Gol kedua
lahir akibat pelanggaran keras terhadap Slamet Nurcahyo di kotak haram
Persema.
Wasit menunjuk titik putih dan Eduardo Bizzaro mengubah skor jadi 2-0.
Masuk babak kedua, Persiba berusaha meningkatkan daya gedornya dengan
memasukkan Roberto Kwateh. Penyerang asal Liberia itu menggantikan Ugiek
Sugiyanto yang mulai menurun kecepatannya.
Beberapa menit kemudian giliran Slamet Nurcahyo yang ditarik untuk
digantikan Oktavianus. Kepercayaan itu dijawab Oktavianus dengan golnya
di menit 74. Seakan belum puas Persiba tidak mengendurkan serangan. Kali
ini giliran Roberto Kwateh yang unjuk gigi.
Setelah gagal membuat gol meski sudah berhasil melewati kiper Persema,
Kwateh membayar utangnya di menit 77. Tiga menit kemudian dia mencetak
gol kelima Persiba. Di masa injury time Persema mempunyai kesempatan
untuk memperkecil ketertinggalan lewat titik putih. Sayang algojo
Persema gagal menjalankan tugasnya.
Asisten pelatih Persiba Albert Rudiana usai laga mengatakan kunci
kemenangan timnya tak lepas dari strategi menyerang yang dijabarkan apik
oleh Ezequiel Gonzales dan kawan-kawan. "Kita siapkan striker tajam dan
gelandang yang punya naluri menyerang. Di babak kedua kita malah pakai
tiga striker. Bersyukur anak-anak mampu menjalankan instruksi dengan
baik," kata Albert.
Diakuinya, kekuatan Persema sekarang berbeda dengan dulu. Tim asal Kota
Malang itu tidak diperkuat legiun asing, bahkan mayoritas pemainnya
berusia muda. "Mereka banyak memakai pemain muda yang jam terbangnya
masih minim. Sementara pemain kita rata-rata sudah berpengalaman,"
lanjutnya. Karena itulah Persiba main lebih tenang dan bola melancar
mulus dari kaki ke kaki.
"Seharusnya tadi kita bisa cetak tujuh atau delapan gol. Ada beberapa
peluang emas yang terbuang, misalnya tembakan Johan Manaji yang
membentur tiang," tutupnya. Di lain pihak, Pelatih Persema Rudi
Hariantoko mengaku para pemainnya masih kecapekan setelah menempuh
perjalanan darat dari Malang. Kedatangan Agung Dwi Jaksono dan
kawan-kawan ke Bantul terlambat karena sempat antre solar di tengah
perjalanan.
"Itu yang membuat mereka capek. Apalagi ada beberapa pemain yang belum
fit betul setelah pertandingan lawan Persija tapi sore ini saya paksakan
main. Ternyata di lapangan hasilnya kurang maksimal, Persiba memang
lebih bagus," papar Rudi. Faktor minimnya jam terbang mayoritas pemain
Persema juga jadi problem tersendiri. (Sumarlin)