Para pemain Persebaya IPL bingung menghadapi ketidakjelasan masa depan dan gaji.
Masa depan Persebaya IPL makin runyam. Perkembangan terbaru, pemain
secara sepihak membubarkan tim berjuluk Bajul Ijo ini. Keputusan ini
diambil setelah manajemen Persebaya tak kunjung memberi respon atas
beberapa tuntutan yang diajukan pemain. Salah satunya, pelunasan
setengah gaji April. Bahkan, keinginan untuk bertemu dengan penanggung
jawab tim Saleh Ismail Mukadar juga tak terpenuhi. Alhasil, pada Kamis
(23/5) malam, pemain sepakat membubarkan diri.
Dari 19 pemain yang ada, tak semuanya hadir. Pemain asing seperti Mario Karlovic dan Goran Gancev tak nampak. Bukan hanya itu, bek sekaligus kapten tim, Mat Halil, juga tak tampak. Pemain lainnya yang tak nampak hadir adalah kiper Endra Prasetya, Yusuf Hamzah, dan Rendi Irwan.
"Kita sudah tunggu dari pagi sampai malam, tapi tak ada kabar," kata salah satu sumber internal di tim Persebaya yang menolak namanya disebutkan, kepada GOAL.com Indonesia.
Pada kesempatan itu, tim yang diwakili kapten Mat Halil sudah mencoba mengontak direktur utama Persebaya, Cholid Goromah. Tapi Cholid tak mampu memberikan kepastian.
Akhirnya, setelah melakukan pertemuan selama kurang lebih 45 menit, tim memutuskan untuk bubar.
"Ini keputusan tim. Ini keputusan kami bersama. Kita sudah tunggu manajemen, tapi mereka tidak datang. Mereka dari kemarin janji bayar, tapi sampai sekarang tak ada apa-apa," ucap striker Fernando Soler selaku juru bicara tim.
Apa yang disampaikan Soler diamini Taufiq. Menurutnya, tim sudah berkomitmen penuh pada Persebaya.
"Kita setiap hari latihan. Panas hujan kita lakukan. Semua demi Persebaya. Tapi komitmen kami ke klub tak mendapat respon positif dari manajemen," jelas gelandang timnas Indonesia ini.
Menegaskan apa yang diungkapkan Soler, keputusan untuk bubar adalah hasil kesepakatan dari seluruh elemen di tim berjuluk Bajul Ijo ini.
"Ini adalah akumulasi kekecewaan pada manajemen. Ini bukan keputusan pribadi, tapi ini keputusan kita bersama," beber Taufiq.
Perlu diketahui, penyebab utama gejolak di Persebaya karena hingga kini manajemen belum membayar 50 persen gaji untuk April. Tak hanya itu, kejelasan secara administrasi, yakni ikatan kerja juga belum dilakukan. Akibatnya, tim merasa gundah karena tak mendapat kejelasan dari manajemen
Manajer Persebaya Saleh Hanifah angkat suara terkait keputusan bubar yang dilakukan oleh para pemain Persebaya. Saleh meminta para pemain bersabar. Sebab masalah yang dialami Persebaya sebenarnya tak serumit di klub lain. Saleh menyayangkan mengapa begitu mudahnya tim memutuskan untuk bubar. Sebab, menurut Saleh, masalah finansial yang dialami Bajul Ijo tak serumit yang dialami tim lain.
"Saya harap para pemain berpikir rasional dan lebih tenang. Jangan emosional dalam mengambil keputusan. Ini hanya masalah waktu," terang Saleh.
"Kalau soal pembaharuan kontrak, saya sangat setuju. Saya setuju 1.000 persen malah. Sehingga ada pegangan untuk pemain. Ini memang untuk pegangan mereka dan memang harus ada yang bertanggung jawab," jelas bos klub internal PS Indonesia Muda (IM) ini.
Menurut Saleh, Jumat (24/5), Cholid Goromah dijadwalkan terbang ke Jakarta untuk berkomunikasi dengan konsorsium.
"Saya berusaha sebisa saya untuk memberikan informasi. Dan informasi yang saya dapat menunjukkan sinyal positif," ungkap Saleh.
Dari 19 pemain yang ada, tak semuanya hadir. Pemain asing seperti Mario Karlovic dan Goran Gancev tak nampak. Bukan hanya itu, bek sekaligus kapten tim, Mat Halil, juga tak tampak. Pemain lainnya yang tak nampak hadir adalah kiper Endra Prasetya, Yusuf Hamzah, dan Rendi Irwan.
"Kita sudah tunggu dari pagi sampai malam, tapi tak ada kabar," kata salah satu sumber internal di tim Persebaya yang menolak namanya disebutkan, kepada GOAL.com Indonesia.
Pada kesempatan itu, tim yang diwakili kapten Mat Halil sudah mencoba mengontak direktur utama Persebaya, Cholid Goromah. Tapi Cholid tak mampu memberikan kepastian.
Akhirnya, setelah melakukan pertemuan selama kurang lebih 45 menit, tim memutuskan untuk bubar.
"Ini keputusan tim. Ini keputusan kami bersama. Kita sudah tunggu manajemen, tapi mereka tidak datang. Mereka dari kemarin janji bayar, tapi sampai sekarang tak ada apa-apa," ucap striker Fernando Soler selaku juru bicara tim.
Apa yang disampaikan Soler diamini Taufiq. Menurutnya, tim sudah berkomitmen penuh pada Persebaya.
"Kita setiap hari latihan. Panas hujan kita lakukan. Semua demi Persebaya. Tapi komitmen kami ke klub tak mendapat respon positif dari manajemen," jelas gelandang timnas Indonesia ini.
Menegaskan apa yang diungkapkan Soler, keputusan untuk bubar adalah hasil kesepakatan dari seluruh elemen di tim berjuluk Bajul Ijo ini.
"Ini adalah akumulasi kekecewaan pada manajemen. Ini bukan keputusan pribadi, tapi ini keputusan kita bersama," beber Taufiq.
Perlu diketahui, penyebab utama gejolak di Persebaya karena hingga kini manajemen belum membayar 50 persen gaji untuk April. Tak hanya itu, kejelasan secara administrasi, yakni ikatan kerja juga belum dilakukan. Akibatnya, tim merasa gundah karena tak mendapat kejelasan dari manajemen
Manajer Persebaya Saleh Hanifah angkat suara terkait keputusan bubar yang dilakukan oleh para pemain Persebaya. Saleh meminta para pemain bersabar. Sebab masalah yang dialami Persebaya sebenarnya tak serumit di klub lain. Saleh menyayangkan mengapa begitu mudahnya tim memutuskan untuk bubar. Sebab, menurut Saleh, masalah finansial yang dialami Bajul Ijo tak serumit yang dialami tim lain.
"Saya harap para pemain berpikir rasional dan lebih tenang. Jangan emosional dalam mengambil keputusan. Ini hanya masalah waktu," terang Saleh.
"Kalau soal pembaharuan kontrak, saya sangat setuju. Saya setuju 1.000 persen malah. Sehingga ada pegangan untuk pemain. Ini memang untuk pegangan mereka dan memang harus ada yang bertanggung jawab," jelas bos klub internal PS Indonesia Muda (IM) ini.
Menurut Saleh, Jumat (24/5), Cholid Goromah dijadwalkan terbang ke Jakarta untuk berkomunikasi dengan konsorsium.
"Saya berusaha sebisa saya untuk memberikan informasi. Dan informasi yang saya dapat menunjukkan sinyal positif," ungkap Saleh.