Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Jumat, 24 Mei 2013

M Affan Lubis Didepak Dari Skuad PSMS PT Liga

By
Updated : Jumat, 24 Mei 2013 18.03.00
Afan Lubis didepak dari PSMS PT Liga karena dianggap indisipliner
Affan Lubis didepak dari PSMS PT Liga karena dianggap indisipliner

Suharto AD mengatakan, tidak mungkin mempertahankan pemain yang setengah hati dalam tim

Dua hari jelang laga kontra PSAP Sigli, manajemen PSMS Divisi Utama PT Liga mengeluarkan keputusan mengejutkan. Kapten tim yang juga gelandang senior di tim, Affan Lubis, didepak dari skuat sejak Kamis (25/5). Hal ini dipertegas dengan surat resmi pemecatan Afan Lubis yang sudah dibuat dan dititipkan melalui sang adik, Afandi Lubis, yang masih berada dalam tim.

Faktor utama Afan dicoret adalah masalah indisipliner. Affan memang sejak putaran kedua tidak ikut latihan lagi bersama tim. Dia juga tidak ikut dalam dua pertandingan tandang melawan Persih Tembilahan (11/5) dan Persisko Tanjabbar (16/5). Ini ditengarai karena persoalan hak pemain yang belum dibayar sejak putaran pertama, dan Afan diduga mengambil sikap untuk tidak ikut latihan sebelum janji pengurus dan manajemen direalisasikan.

Pelatih kepala PSMS PT Liga Suharto AD menjelaskan, tidak mudah membuat keputusan ini. Apalagi, Afan termasuk figur yang paling senior dalam tim. Namun, menurutnya, tidak mungkin mempertahankan pemain yang setengah hati dalam tim.

“Dia [Afan] enggak mau berangkat away, karena alasan cedera. Padahal sebelumnya, dia enggak ada masalah. Ya apa boleh buat ini keputusan berat, tapi saya harus ambil tindakan tegas,” jelasnya kepada GOAL.com Indonesia.

Suharto menambahkan, kondisi tim memang tidak mengenakkan buat semua pihak. Tidak hanya pemain, tapi juga pelatih dan ofisial lainnya. Apa yang dirasakan Afan soal haknya, kata Suharto juga sama dirasakan pemain lain.

"Sekali lagi ini keputusan berat. Ini sudah dirapatkan, dan manajer [Sarwono] juga ikut memutuskan hal ini. Dari rapat, kami mengambil kesimpulan, kami enggak mau ada orang yang bersama kami tapi dalam kondisi ragu,” timpalnya.

Sebagai pelatih, Suharto sangat paham posisi vital di lini tengah yang ditinggalkan Afan. Namun, torehan dua kemenangan di dua laga tandang di putaran kedua bisa membuktikan skuatnya sudah bisa lepas dari ketergantungan dengan sosok Afan.

“Kami sudah membuktikan bisa melakoni dua pertandingan tanpa dia [Afan]. Saya pikir enggak ada masalah. Saya tidak bisa bekerja sama dengan orang yang sudah setengah hati. Lagipula jika terus seperti itu akan menimbulkan kecemburuan pemain lain,” bebernya.

Suharto mengaku akan memaksimalkan para pemain tersisa. Sejatinya, ada Ade Chandra Kirana yang cukup sukses mengambil peran Afan di dua laga putaran kedua. Acong, sapaan akrabnya, juga mengemban ban kapten selama Afan tidak ikut dalam tim. Namun, Acong juga mengambil sikap tidak ikut latihan bersama tim dua hari terakhir.

“Kami akan memanfaatkan pemain yang ada. Masih ada Alam [Alamsyah Nasutiona], Aidun, dan Tri Hardiansyah. Saya akan manfaatkan yang siap. Enggak mungkin kami berharap pada seorang Acong atau Afan,” jelas mantan pelatih PSMS di ISL musim lalu ini.

Apa yang dilakukan Suharto dan manajemen musim ini, nyaris sama dengan musim lalu. Pencetus masalah masih tetap soal krisis finansial yang mengganggu psikis pemain. Striker PSMS ISL musim lalu, Arie Suprianta tanpa izin pelatih meninggalkan tim di putaran kedua saat tim masih berada di Palembang usai menjalani partai lawan Sriwijaya. Arie kemudian tidak lagi ikut dengan tim dan diputuskan tidak menjadi bagian dari tim lagi. Hingga saat ini, hak  Arie yang kini membela Persebaya Divisi Utama PT Liga juga belum sepenuhnya dibayarkan.

Sementara itu, Afan Lubis menampik tudingan dirinya tidak ikut laga tandang ke Tembilahan dan Jambi, karena menolak tanding gara-gara gaji belum dibayar.

“Menolak tanding dari mana? Pada saat itu, kaki saya memang sakit. Kedua, mereka memang membohongi pemain lagi. Katanya, sebelum berangkat ke Tembilahan mau dibayar gaji. Tapi, sampai sekarang pun belum ada,” jelas mantan pemain Persis Solo ini.

“Kasihan anak-anak dari putaran pertama dibohongi terus. Katanya, di putaran kedua enggak ada lagi masalah. Tapi, nyatanya seperti ini. Dibohongi terus. Anak-anak mengeluhnya sama saya semua sebagai kapten. Saya harus melindungi mereka. Kan pantas  kalau saya menanyakan hak-hak kami kepada manajer? Mungkin itu yang mereka anggap indisipliner,” tegasnya. 

Berita Terkait

Comment