Bila klub-klub Indonesia Premier League (IPL)
mendapat jatah empat klub yang promosi ke kasta tertinggi, sebaliknya
tidak ada tempat bagi DU PT LPIS.
Berkompetisi tanpa
ada promosi dan degradasi jelas membuat liga kehilangan greget. Hal itu
yang dialami kompetisi Divisi Utama PT LPIS. Klub-klub DU yang dikelola
PT LPIS seperti disingkirkan dalam Kongres Luar Biasa. Pasalnya saat
dilakukan penyatuan liga, mereka dimarginalkan.
Bila klub-klub Indonesia Premier League (IPL) mendapat jatah empat klub yang promosi ke kasta tertinggi, sebaliknya tidak ada tempat bagi DU PT LPIS. Ini yang membuat klub-klub tersebut mengupayakan ada jatah promosi. Mereka pun membentuk Forum Divisi Utama PT LPIS.
Dalam pertemuan dengan CEO PT LPIS, Widjajanto di Yogyakarta, Kamis (6/6), forum mengajukan tiga hal yang menyangkut kelangsungan kompetisi DU. Pertemuan dihadiri sejumlah klub, Persires Banjarnegara, PSS Sleman, Persekap Pasuruan, Persipasi Bekasi, PSBI Blitar, Persinga Nganjuk dan Persifa Fak Fak.
"Kami menyampaikan tiga hal yang harus ditindaklanjuti, utamanya sistem promosi dan degradasi. Bagaimana mekanismenya itu terserah pengelola liga. Yang jelas dalam kompetisi harus ada yang naik maupun turun. Apa jadinya kompetisi bila tidak ada yang promosi dan degradasi,” kata Supardjiono, manajer PSS yang menjadi ketua Forum Divisi Utama, kepada GOAL.com Indonesia.
Selain persoalan promosi tim ke kasta tertinggi, klub juga meminta kejelasan dari subsidi yang dijanjikan PT LPIS dan mereka yang mundur dari kompetisi. Padahal, mereka sudah menjalani pertandingan dan kemudian mengundurkan diri karena krisis finansial.
Klub-klub juga merencanakan kembali bertemu di Jakarta sebelum kongres. Kali ini, pertemuan diharapkan diikuti semua klub peserta kompetisi DU. Menurut Borgo Pane sebagai jurubicara forum, pertemuan ini sebagai langkah antisipasi mereka menyambut kongres PSSI yang akan digelar 16 Juni.
Menanggapi permintaan promosi yang disuarakan melalui forum, Widjajanto mengaku belum bisa memberi jawaban. Namun, dia berjanji meneruskan keinginan dari klub-klub DU PT LPIS pada kongres. Menurutnya PT LPIS sesungguhnya sudah membawa kompetisi DU yang dikelolanya di KLB. Namun, liga DU PT LPIS seperti diabaikan.
"Padahal ini adalah sebuah unifikasi. Yang terjadi justru penyingkiran. Apa yang disuarakan justru tidak diperhatikan. Yang jelas, forum ini memperjuangkan prinsip ada naik dan turun," kata Widjajanto. (goal.com)
Bila klub-klub Indonesia Premier League (IPL) mendapat jatah empat klub yang promosi ke kasta tertinggi, sebaliknya tidak ada tempat bagi DU PT LPIS. Ini yang membuat klub-klub tersebut mengupayakan ada jatah promosi. Mereka pun membentuk Forum Divisi Utama PT LPIS.
Dalam pertemuan dengan CEO PT LPIS, Widjajanto di Yogyakarta, Kamis (6/6), forum mengajukan tiga hal yang menyangkut kelangsungan kompetisi DU. Pertemuan dihadiri sejumlah klub, Persires Banjarnegara, PSS Sleman, Persekap Pasuruan, Persipasi Bekasi, PSBI Blitar, Persinga Nganjuk dan Persifa Fak Fak.
"Kami menyampaikan tiga hal yang harus ditindaklanjuti, utamanya sistem promosi dan degradasi. Bagaimana mekanismenya itu terserah pengelola liga. Yang jelas dalam kompetisi harus ada yang naik maupun turun. Apa jadinya kompetisi bila tidak ada yang promosi dan degradasi,” kata Supardjiono, manajer PSS yang menjadi ketua Forum Divisi Utama, kepada GOAL.com Indonesia.
Selain persoalan promosi tim ke kasta tertinggi, klub juga meminta kejelasan dari subsidi yang dijanjikan PT LPIS dan mereka yang mundur dari kompetisi. Padahal, mereka sudah menjalani pertandingan dan kemudian mengundurkan diri karena krisis finansial.
Klub-klub juga merencanakan kembali bertemu di Jakarta sebelum kongres. Kali ini, pertemuan diharapkan diikuti semua klub peserta kompetisi DU. Menurut Borgo Pane sebagai jurubicara forum, pertemuan ini sebagai langkah antisipasi mereka menyambut kongres PSSI yang akan digelar 16 Juni.
Menanggapi permintaan promosi yang disuarakan melalui forum, Widjajanto mengaku belum bisa memberi jawaban. Namun, dia berjanji meneruskan keinginan dari klub-klub DU PT LPIS pada kongres. Menurutnya PT LPIS sesungguhnya sudah membawa kompetisi DU yang dikelolanya di KLB. Namun, liga DU PT LPIS seperti diabaikan.
"Padahal ini adalah sebuah unifikasi. Yang terjadi justru penyingkiran. Apa yang disuarakan justru tidak diperhatikan. Yang jelas, forum ini memperjuangkan prinsip ada naik dan turun," kata Widjajanto. (goal.com)
