Beto berpisah dengan para pemainnya di Medan, Kamis (6/6).
Pelatih Kepala Pro Duta, Roberto Bianchi akhirnya melepas jabatan
kepelatihannya di klub Indonesian Premier League (IPL) tersebut. Meski
sempat menolak dipecat sepihak tanpa administrasi yang lengkap oleh
manajemen Pro Duta, pelatih yang akrab disapa Beto ini mengaku sudah
menemui kata sepakat dengan pemilik klub, Sihar Sitorus.
Beto
berpisah dengan para pemainnya di Medan, Kamis (6/6). "Tadi, saya sudah
bicara dengan para pemain. Situasinya tadi sangat emosional untuk semua,
dan aku lihat pemain sedih. Dan secara pribadi, situasi ini sangat
susah di hidup saya, karena saya sangat sayang sama pemain di tim ini,"
ujarnya.
Pelatih warga negara Spanyol ini menjelaskan, keputusan
untuk tidak bersama klub Pro Duta lagi sejatinya sudah dalam benaknya,
meski akhirnya manajemen yang duluan mengeluarkan pernyataan pemecatan.
"Saya
kecewa, karena manajemen bicara di media tentang saya yang tidak benar.
Dan itu tidak bagus buat saya, itu buat saya kecewa. Karena selama saya
kerja di Pro Duta, saya selalu profesional seratus persen. Saya
langsung berpikir, orang ini (Wahyu Wahab, President Pro Duta) tidak
layak untuk kami kerja sama di sini (klub). Lalu saya bicara sama Sihar
(Sitorus, owner) dan kami sudah nego untuk selesai kontrak ini,"
ungkapnya.
"Saya sudah ke Jakarta untuk bicara dengan Sihar soal
negosiasi kompensasi. Karena sudah keputusan saya untuk tidak kerja di
sini (Pro Duta) lagi. Aku sudah buat keputusan yang sangat jelas,"
tegasnya.
Hengkang dari Pro Duta, lanjut Beto, dirinya belum
punya rencana melatih klub dalam waktu dekat. Dia ingin terlebih dahulu
pulang ke kampung halaman.
"Saat ini saya mau pulang ke Spanyol
dulu untuk tinggl sama keluarga saya, dan sambil dengar-dengar soal
tawaran. Saat, ini sudah ada yang kontak. Tapi, prioritas saya untuk
pulang dan jumpa dengan keluarga saya dulu," beber mantan pelatih
Batavia Union, klub LPI ini.
Beto mengatakan dari semua kondisi
yang harus dialaminya saat ini, adalah momen di mana harus pamit dengan
para pemain dan grup kerjanya.
"Karena mereka ada orang yang
polos dan kerja keras dengan profesional. Mereka juga selalu respect
sama saya di setiap saat. Karena merekalah, saya punya nama di sepak
bola Indonesia. Dan berkat mereka di 28 pertandingan, kami menang 20
kali, seri empat kali dan kalah cuma empat kali dengan 32 gol dan hanya
kemasukan 12 gol, termasuk lolos ke IPL dari divisi utama. Dengan
catatan itulah kami dihormati di sini," tuturnya.
Sementara itu,
gelandang Pro Duta, Rahmat Hidayat mengatakan sedih harus berpisah
dengan Beto. "Kami tadi sedih harus berpisah. Dia (Beto) pelatih hebat
dan sudah seperti bapak bagi saya," ujarnya.
Rahmat mengaku
situasi ini membuat dia dan rekannya tak punya banyak pilihan selain
harus segera menerima kenyataan kehilangan pelatih kepala.
"Sedih,
tapi mau bagaimana lagi, kami harus fokus. Soalnya, tanggal 12 (Juni)
kami harus bertanding lagi (lawan Persiraja)," pungkasnya. (goal.com)