Persema Malang membidik papan tengah pada akhir musim kompetisi Liga Primer
Indonesia 2013. Setelah gagal menembus 10 besar pada putaran pertama.
“Kami harus bangkit pada putaran kedua yang sudah di depan mata ini
dan meraih posisi yang lebih baik di papan tengah. Kami semua berupaya
untuk keluar dari zona papan bawah,” ujar pelatih Persema Rudi
Hariantoko di Malang, Selasa (20/8).
Pada akhir putaran pertama, Persema hanya mampu finish di posisi
ke-14 dari 16 kontestan yang berlaga di ajang LPI dengan raihan 9 poin
dari 15 kali bertanding.
Lebih lanjut, Rudi mengaku bertanggung jawab atas torehan prestasi
Persema yang jeblok pada putaran pertama LPI tersebut. Oleh karena itu,
pada putaran kedua anak asuhnya harus bisa bangkit dan mampu memperbaiki
posisi hingga di papan tengah.
Untuk mewujudkan target tesrebut, tegasnya, juga harus adanya
dukungan dari manajemen, yakni menambah pemain berkualitas, intensitas
latihan juga harus ditambah serta pembayaran gaji pemain yang lancar,
sebab pemenuhan hak pemain juga menjadi salah satu faktor penentu.
Rudi mengakui manajemen memang tidak mematok target muluk-muluk pada
tim asuhannya, bahkan nasib tim berjuluk Bledek Biru itupun juga belum
diketahui pada musim depan.
Namun, bagi pelatih yang menggantikan pelatih lama Slave Radovski
tersebut, melatih Persema merupakan pertaruhan besar bagi dirinya untuk
membawa tim itu bangkit dan tidak sampai terpuruk di dasar klasemen pada
akhir kompetisi.
Menang, tegasnya, tidak mudah untuk merealisasikan target finish di
papan tengah itu, apalagi rekor pertandingan Persema pada putaran
pertama sangat buruk dan baru mengantongi 9 poin dari 15 kali
bertanding.
“Kalau hak-hak pemain dan porsi latihan juga ditambah, saya
optimistis Persema mampu mewujudkan target finish di papan tengah pada
akhir kompetisi,” ujar Rudi.
Sampai saat ini manajemen masih menunggak gaji pemain selama tiga
bulan dan kondisi latihan yang dijalani selama ini hanya satu kali dalam
sehari. Itupun tidak berlanjut atau hanya tiga atau empat hari
menjelang pertandingan.