Babak delapan besar Divisi Satu Liga Indonesia 2013 resmi bergulir
pada 9 November di Ciamis dan Jakarta. Kepastian waktu, tuan rumah, dan
skema babak puncak dirumuskan dan disepakati dalam pertemuan manajer
Divisi Satu Liga Indonesia 2013, di Gedung Serbaguna Gelora Bung Karno,
Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Babak ini dibagi dalam dua grup, di mana tim terbaik di setiap grup
lolos ke grand final, di Jakarta sepekan setelah berakhirnya babak ini.
PSGC Ciamis menjadi tuan rumah Grup XVII yang berisikan Villa 2000
(DKI Jakarta), Bintang Jaya Asahan, dan Kwarta Deli Serdang (Sumatra
Utara), sedang Grup XVIII digulirkan di Jakarta dengan status tuan rumah
bersama, diisi oleh Martapura FC (Kalimantan Selatan), Persigubin
Gunung Bintang (Papua), Persinga Ngawi, dan Persida Sidoarjo (Jawa
Timur).
Kendati delapan tim yang berlaga di fase ini sudah memastikan diri
promosi ke Divisi Utama musim depan, guna mengantisipasi tensi tinggi
perebutan gelar juara, BLAI meminta PSSI untuk melibatkan Komdis dalam
penegakan disiplin.
“Selama ini untuk penegakan disiplin ada Panitia Disiplin yang
berisikan delegasi dari pengprov dan tim peserta, kali ini langsung di
bawah Komdis,” ucap Syauqi Soeratno, CEO BLAI.
Kehadiran Komdis dalam babak delapan besar tidak semata-mata menjadi
badan penegak disiplin. Ada yang lebih krusial dan sudah menjadi isu
global di dunia internasional, yakni ancaman mafia pengaturan skor di
sepak bola.
“Mafia pengaturan skor bisa masuk dari mana saja dan akan mencoba
mencari sela untuk merusak sepak bola di Indonesia. Bagaimana pun
besarnya godaan, selama kita tidak membuka diri dan hati, maka mereka
tidak akan bisa masuk. Tadi kami jelaskan semua soal bagaimana mereka
bekerja dan bagaimana cara mengantisipasinya,” ungkap Hinca Panjaitan,
Ketua Komite Disiplin PSSI.
Kendati enggan menjelaskan secara detail, Hinca mengingatkan dalam
beberapa minggu ke depan pihaknya akan merilis hasil investigasi dan
juga keputusan terkait temuan-temuan kasus serupa di babak-babak
sebelumnya.
Bolanews/Ary Julianto
Sumber: Tribunnews