Pelatih Martapura FC, Frans Sinatra Huwae |
Diam-diam, tim pelatih Martapura FC (MFC) melakukan pemantauan pemain
di Jakarta pada Jumat (25/10/2013) lalu. Frans Sinatra Huwae, Abunawas
dan Taufik menyaksikan pertandingan uji coba klub Villa 2000 kontra satu
tim yang diperkuat beberapa pemain asing.
Hasilnya, Frans Sinatra
terpikat pada salah satu pemain lokal yang tampil. Dia bernama Adam.
Gelandang serang itu tampil gemilang. "Dia bikin hattrick dan timnya
menang 5-3 atas Villa 2000," tutur Frans kepada Metro, Sabtu (26/10)
sore.
Menurut Frans, performa Adam begitu apik serta sangat
menonjol. Makanya dia langsung menyukainya. ASkill individunya sangat
bagus. Baik saat ikut menyerang, maupun membantu pertahanan.
Karena
itulah, Frans mengaku langsung melakukan pendekatan kepada Adam melalui
perantara agennya. . "Kami sudah berbicara dengan agennya. Dia setuju
Adam ikut seleksi calon pemain Martapura FC," kata Frans.
Disebutkan
dia, seleksi terhadap Adam direncanakan saat Martapura FC tiba di
Jakarta pada 3 November mendatang, sekaligus persiapan menapaki babak
delapan besar Divisi I Liga Indonesia 2013, mulai 9 November nanti.
"Karena kami datang lebih awal, jadi ada waktu buat menyeleksi pemain buat Divisi Utama 2014 mendatang," pungkas Frans.
Sebelumnya,
babak delapan besar Divisi Satu Liga Indonesia 2013 dijadwalkan
bergulir pada 9 November di Ciamis dan Jakarta. Kepastian waktu, tuan
rumah, dan skema babak puncak dirumuskan dan disepakati dalam pertemuan
manajer di Gedung Serbaguna Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu
(23/10/2013) lalu.
Babak ini dibagi dalam dua grup, di mana tim
terbaik di setiap grup lolos ke grand final, di Jakarta sepekan setelah
berakhirnya babak ini. PSGC Ciamis menjadi tuan rumah Grup XVII yang
berisikan Villa 2000 (DKI Jakarta), Bintang Jaya Asahan, dan Kwarta Deli
Serdang (Sumatra Utara), sedang Grup XVIII digulirkan di Jakarta dengan
status tuan rumah bersama, diisi oleh Martapura FC (Kalimantan
Selatan), Persigubin Gunung Bintang (Papua), Persinga Ngawi dan Persida
Sidoarjo (Jawa Timur).
Kendati delapan tim yang berlaga di fase
ini sudah memastikan diri promosi ke Divisi Utama musim depan, guna
mengantisipasi tensi tinggi perebutan gelar juara, Badan Liga Amatir
Indonesia (BLAI) selaku penyelenggara kompetisi, meminta PSSI untuk
melibatkan komisi disiplin (komdis) dalam penegakan disiplin.
ASelama
ini untuk penegakan disiplin ada panitia disiplin yang berisikan
delegasi dari pengprov dan tim peserta, kali ini langsung di bawah
komdis,@ ucap Syauqi Soeratno, CEO BLAI.
Kehadiran komdis dalam
babak delapan besar tidak semata mata menjadi badan penegak disiplin.
Ada yang lebih krusial dan sudah menjadi isu global di dunia
internasional, yakni ancaman mafia pengaturan skor di sepak bola.
AMafia
pengaturan skor bisa masuk dari mana saja dan akan mencoba mencari sela
untuk merusak sepak bola di Indonesia. Bagaimana pun besarnya godaan,
selama kita tidak membuka diri dan hati, maka mereka tidak akan bisa
masuk. Sudah kami jelaskan semua soal bagaimana mereka bekerja dan
bagaimana cara mengantisipasinya,@ tutur Hinca Panjaitan, Ketua Komite
Disiplin PSSI. (banjarmasin.tribunnews.com) (KAR)