Mundurnya Persiraja Banda Aceh sebelum kompetisi dimulai diprediksi bakal ada dampak besar dengan Divisi Utama musim ini.
Baik itu secara komposisi di Grup I, serangkaian jadwal pertandingan, dan bahkan format kompetisinya. Namun, sampai saat ini PSSI dan pihak PT Liga Indonesia (PT LI) belum menjabarkan sejauh mana dampaknya.
Hanya, kemungkinan besar yang bakal diterima klub kontestan Indonesia Premier League (IPL) musim lalu itu adalah sanksi penurunan kasta satu tingkat.
Hal tersebut sesuai dengan peraturan kompetisi PSSI. Sesuai dengan peraturan umum pertandingan PSSI pada pasal 53 ayat 3, klub yang mundur dari kompetisi akan terdegradasi.
“Itulah sanksi yang sudah pasti mereka dapatkan jika memang benar-benar mengundurkan diri. Kalau untuk sanksi tambahan selanjutnya seperti apa, akan diputuskan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI,” ujar Komite Eksekutif PSSI Bidang Kompetisi, Erwin Dwi Budiawan, kepada JPNN, Rabu (9/4).
Belum diketahui bagaimana sanksi yang kemungkinan besar bakal dikeluarkan komisi pimpinan Hinca Panjaitan itu. Selain sanksi turun kasta, sanksi lain yang bisa saja diberikan adalah tidak diberikannya sharing revenue Divisi Utama musim ini kepada Persiraja.
Di sisi lain, manajemen klub itu tetap harus melunasi kewajibannya kepada pemain.
Hanya, untuk segala kemungkinan sanksi tersebut, Erwin enggan berspekulasi terkait dengan apa yang akan didapatkan Persiraja.
“Karena sampai saat ini kami masih sebatas mendengar kabar itu dari mass media. Sedangkan untuk surat tertulisnya sendiri kami belum membacanya secara langsung,” bebernya.
Karena itu, lanjut Erwin, PSSI belum berani menentukan langkah selanjutnya untuk menangani kasus yang dihadapi Persiraja.
“Berita di koran belum bisa menjadi patokan, kecuali mereka mengirimkan surat secara resmi kepada PSSI, atau ketika pertandingan mereka tidak datang,” cetusnya.
Seperti yang telah diketahui, mundurnya Persiraja ini dikarenakan ditutupnya akses klub tersebut untuk melakukan latihan di stadion H Dimurthala, Lampineung.
Serta tidak diperbolehkannya tim besutan Akhyar Ilyas itu untuk menempati mess pemain dan sekretariat timnya oleh pihak pemerintah setempat.
PSSI sebagai induk olahraga yang membawahi kompetisi belum melakukan langkah apapun agar kemudahan bisa didapatkan Persiraja dari pemerintah setempat.
Entah yang secara langsung atau melalui Asosiasi Provinsi (Asprov) Nanggroe Aceh Darussalam. PSSI menyerahkan sepenuhnya kepada Persiraja sendiri. (jpnn)
Baik itu secara komposisi di Grup I, serangkaian jadwal pertandingan, dan bahkan format kompetisinya. Namun, sampai saat ini PSSI dan pihak PT Liga Indonesia (PT LI) belum menjabarkan sejauh mana dampaknya.
Hanya, kemungkinan besar yang bakal diterima klub kontestan Indonesia Premier League (IPL) musim lalu itu adalah sanksi penurunan kasta satu tingkat.
Hal tersebut sesuai dengan peraturan kompetisi PSSI. Sesuai dengan peraturan umum pertandingan PSSI pada pasal 53 ayat 3, klub yang mundur dari kompetisi akan terdegradasi.
“Itulah sanksi yang sudah pasti mereka dapatkan jika memang benar-benar mengundurkan diri. Kalau untuk sanksi tambahan selanjutnya seperti apa, akan diputuskan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI,” ujar Komite Eksekutif PSSI Bidang Kompetisi, Erwin Dwi Budiawan, kepada JPNN, Rabu (9/4).
Belum diketahui bagaimana sanksi yang kemungkinan besar bakal dikeluarkan komisi pimpinan Hinca Panjaitan itu. Selain sanksi turun kasta, sanksi lain yang bisa saja diberikan adalah tidak diberikannya sharing revenue Divisi Utama musim ini kepada Persiraja.
Di sisi lain, manajemen klub itu tetap harus melunasi kewajibannya kepada pemain.
Hanya, untuk segala kemungkinan sanksi tersebut, Erwin enggan berspekulasi terkait dengan apa yang akan didapatkan Persiraja.
“Karena sampai saat ini kami masih sebatas mendengar kabar itu dari mass media. Sedangkan untuk surat tertulisnya sendiri kami belum membacanya secara langsung,” bebernya.
Karena itu, lanjut Erwin, PSSI belum berani menentukan langkah selanjutnya untuk menangani kasus yang dihadapi Persiraja.
“Berita di koran belum bisa menjadi patokan, kecuali mereka mengirimkan surat secara resmi kepada PSSI, atau ketika pertandingan mereka tidak datang,” cetusnya.
Seperti yang telah diketahui, mundurnya Persiraja ini dikarenakan ditutupnya akses klub tersebut untuk melakukan latihan di stadion H Dimurthala, Lampineung.
Serta tidak diperbolehkannya tim besutan Akhyar Ilyas itu untuk menempati mess pemain dan sekretariat timnya oleh pihak pemerintah setempat.
PSSI sebagai induk olahraga yang membawahi kompetisi belum melakukan langkah apapun agar kemudahan bisa didapatkan Persiraja dari pemerintah setempat.
Entah yang secara langsung atau melalui Asosiasi Provinsi (Asprov) Nanggroe Aceh Darussalam. PSSI menyerahkan sepenuhnya kepada Persiraja sendiri. (jpnn)