Beban harus menang, disinyalir menjadi faktor penyebab para pemain
PSIS Semarang belum dapat tampil maksimal. Karenanya, Pelatih PSIS Eko Riyadi
meminta anak-anak asuhannya untuk bermain lebih lepas saat bertandang ke
markas Persip Pekalongan, Selasa (22/4).
Dengan tampil enjoy dan lebih lepas, sambungnya, justru akan membuat seluruh kemampuan individu dapat keluar. Permainan menjadi lebih hidup dan berkembang. Simulasi skema penyerangan dalam latihan, juga dapat diaplikasikan saat pertandingan.
Dia mencontohkan, situasi babak kedua melawan PSIR. Unggul jumlah pemain, seharusnya Laskar Mahesa Jenar dapat menguasai jalannya pertandingan. Tetapi fakta yang terjadi, justru PSIR yang bermain lebih enjoy, sedangkan tuan rumah justru tertekan.
''Menghadapi pertandingan selanjutnya, tidak ada alasan lagi para pemain nervous. Fauzan Fajri dkk adalah pemain profesional yang disiapkan untuk mengatasi berbagai situasi sepanjang laga. Termasuk tekanan dari suporter tim tamu,'' ujar pelatih kelahiran Semarang, 27 November 1968 itu.
Kemenangan melawan tuan rumah Persip memang sangat penting untuk mengamankan jalan ke babak selanjutnya. Namun, dia meminta hal itu tidak justru dijadikan beban. Saat berada di lapangan, konsentrasi penuh pada pertandingan selama 90 menit.
''Menghadapi laga away, situasi akan berbeda. Tak hanya mendapatkan tekanan dari tim lawan, tetapi juga suporter tuan rumah. Namun, hal itu akan dapat dilewati bila para pemain dapat mengatasi kesulitan diri sendiri. Setelah itu baru mengatasi kesulitan di lapangan,'' tegas mantan pelatih Persitema Temanggung itu.
Eko memang harus menuntut skuadnya tampil baik di setiap pertandingan. Tak hanya saat laga kandang, tetapi saat juga bertandang ke markas lawan. Pasalnya, target tinggi ada di pundaknya, mengantarkan PSIS promosi ke Indonesia Super League (ISL).
Sejak terdegradasi ke Divisi Utama 2008/2009, target ini pernah dibebankan kepada enam pelatih sebelumnya. Yakni Ahmad Muhariah, Hanafing, Bonggo Pribadi, Edy Paryono, Gusnul Yakin dan Firmandoyo. Namun tak satu pun yang berhasil mewujudkannya.
''Target kami adalah promosi ke ISL. Tetapi, harus lolos penyisihan grup terlebih dulu. Untuk itu, kami harus selalu meraih hasil positif, saat tampil di laga kandang maupun tandang. Termasuk saat menghadapi Persip Pekalongan,'' tambah Manajer Tim PSIS Wahyu Liluk Winarto. (suaramerdeka)
Dengan tampil enjoy dan lebih lepas, sambungnya, justru akan membuat seluruh kemampuan individu dapat keluar. Permainan menjadi lebih hidup dan berkembang. Simulasi skema penyerangan dalam latihan, juga dapat diaplikasikan saat pertandingan.
Dia mencontohkan, situasi babak kedua melawan PSIR. Unggul jumlah pemain, seharusnya Laskar Mahesa Jenar dapat menguasai jalannya pertandingan. Tetapi fakta yang terjadi, justru PSIR yang bermain lebih enjoy, sedangkan tuan rumah justru tertekan.
''Menghadapi pertandingan selanjutnya, tidak ada alasan lagi para pemain nervous. Fauzan Fajri dkk adalah pemain profesional yang disiapkan untuk mengatasi berbagai situasi sepanjang laga. Termasuk tekanan dari suporter tim tamu,'' ujar pelatih kelahiran Semarang, 27 November 1968 itu.
Kemenangan melawan tuan rumah Persip memang sangat penting untuk mengamankan jalan ke babak selanjutnya. Namun, dia meminta hal itu tidak justru dijadikan beban. Saat berada di lapangan, konsentrasi penuh pada pertandingan selama 90 menit.
''Menghadapi laga away, situasi akan berbeda. Tak hanya mendapatkan tekanan dari tim lawan, tetapi juga suporter tuan rumah. Namun, hal itu akan dapat dilewati bila para pemain dapat mengatasi kesulitan diri sendiri. Setelah itu baru mengatasi kesulitan di lapangan,'' tegas mantan pelatih Persitema Temanggung itu.
Eko memang harus menuntut skuadnya tampil baik di setiap pertandingan. Tak hanya saat laga kandang, tetapi saat juga bertandang ke markas lawan. Pasalnya, target tinggi ada di pundaknya, mengantarkan PSIS promosi ke Indonesia Super League (ISL).
Sejak terdegradasi ke Divisi Utama 2008/2009, target ini pernah dibebankan kepada enam pelatih sebelumnya. Yakni Ahmad Muhariah, Hanafing, Bonggo Pribadi, Edy Paryono, Gusnul Yakin dan Firmandoyo. Namun tak satu pun yang berhasil mewujudkannya.
''Target kami adalah promosi ke ISL. Tetapi, harus lolos penyisihan grup terlebih dulu. Untuk itu, kami harus selalu meraih hasil positif, saat tampil di laga kandang maupun tandang. Termasuk saat menghadapi Persip Pekalongan,'' tambah Manajer Tim PSIS Wahyu Liluk Winarto. (suaramerdeka)