Gol cepat Rinto Ali ke gawang Tim Pandeka Minang menit ke-3, membuat anak-anak Padang sedikit panik. Namun tuan rumah tetap mendapat tekanan luar biasa dari pemain tamu yang tertinggal satu gol. Akibat terlalu ambisi membalas gol, koordinasi lini belakang PSP longgar.
Lewat serangan balik cepat, pemain sayap CUFC lepas dari perangkao offside. Sementara kiper PSP, Dicky Jamalis juga terlambat ke luar. Dan untuk mengamankan gawangnya mantan kiper ketiga Semen Padang itu terpaksa menghentikan dengan menjatuhkan Ridwan dan wasit Paulur Rossi langsung menghadiakan Dicky kartu merah.
Pelatih PSP Syaftianto Rusli menarik satu gelandangnya ke luar lapangan untuk memasukan kiper pengganti Ahmad Arif. Tapi dengan minus satu pemain, Revelino dan kawan-kawan masih mampu menahan laju CUFC dengan hanya satu gol di 45 menit pertama.
Memasuki babak kedua, anak-anak asuhan Bambang Nurdianysah mulai jeli memanfaatkan kelebihan jumlah pemainnya dengan bermain lebih cepat dan memanfaatkan lebar lapangan untuk membuka serangan dari kedua sayap pertahanan PSP.
Gol kedua akhirnya tercipta menit ke-50 melalui Fandi Ahmad serta Rinto Ali menit ke-60. Satu gol lainnya dilengkapi Apriansyah 10 menit jelang babak kedua berakhir.
Pelatih PSP mengakui kekalahan anak-anaknya. Ia menilai ada dua hal yang menyebabkan buruknya penampilan anak asuhnya. Pertama akibat gol cepat lawan. Kedua dengan jumlah pemain yang minus setelah satu pemain dikartu-merah wasit.
“Tapi kami tak kecewa. Inilah sepakbola. Segala sesuatunya bisa terjadi. Dan ini di luar perkiraan. Selain itu anak-anak Cilegon bermain bagus dan lepas, sehingga mereka mampu mengembangkan permainan,” jelas Syafrianto. (sportanews)
