Deretan kemenangan tersebut tidak lepas dari rapor positif yang ditunjukkan oleh para pemain. Salah satunya dari lini belakang, meski sebelumnya penampilan mereka sempat disorot. Kerap melakukan kesalahan dalam mengantisipasi bola mati menjadi koreksi yang harus dicarikan jalan keluarnya.
Beruntung, kesalahan tersebut sudah bisa dikurangi, seperti yang terlihat saat PBFC menjamu Persinga Ngawi.
“Instruksi berhasil mereka jalankan dengan maksimal,” jelas Asisten Pelatih PBFC, Ashari.
Ternyata salah satu yang dimaksimalkan oleh tim pelatih PBFC adalah postur tubuh pemainnya yang di atas rata-rata. Dan ternyata hal itu mampu dimanfaatkan dengan baik oleh pasukan Iwan Setiawan.
Dikutip dari situs resmi kompetisi, ligaindonesia.co.id, tercatat terdapat pemain yang memiliki postur badan di atas 175 cm. Ukuran ini cukup tinggi di Indonesia yang punya rata-rata tinggi pemain sekitar 165 cm.
Atas faktor positif tersebut, para pemain Pesut Etam berhasil memenangkan duel udara. Memaksimalkan set piece adalah salah satu usaha untuk memudahkan tim menggapai poin sempurna. Tak hanya itu, postur yang tinggi ini juga bisa menjadi tembok tebal bagi gawang PBFC, khususnya saat lawan mendapatkan kesempatan melakukan tendangan bebas yang lokasinya dekat dengan area gawang.
Saat melawan Persinga, lawan tercatat punya tujuh kali kesempatan menendang bola mati dari dekat kotak terlarang. Namun kesempatan tersebut harus terbentur pagar betis dari para pemain PBFC. “Postur badan pemain tergolong baik sehingga dalam setiap momen, tinggi badan mereka sangat berguna,” lanjut Ashari.
Meski demikian, demi tampil lebih baik, Ashari menuturkan tim akan terus mengevaluasi perkembangan tim, terutama menjelang laga tandang ke markas Persinga Ngawi, 16 September nanti. Jika bisa meneruskan tren positif, peluang memastikan tempat di babak 8 besar akan sangat terbuka. (Kaltim Post)
