Pemanggilan terhadap panpel ini karena
Komdis PSSI melihat ada keterkaitan antara sepak bola gajah dengan
digelarnya pertandingan tanpa penonton di Stadion Sasana Krida, Akademi
Angkatan Udara (AAU). Ya, seandainya saja laga tersebut digelar dengan
penonton di Maguwoharjo International Stadium (MIS), tentu tidak ada
celah bagi pemain PSS memasukkan bola ke gawang sendiri.
Sekretaris Panpel PSS Edyanto mengatakan,
pihaknya sudah menerima surat pemanggilan dari Komdis. Kata Edi, pihak
panpel siap berangkat ke Jakarta untuk memberikan keterangan di depan
Hinca Pandjaitan dan jajarannya,
"Intinya kami siap untuk menghadap Komdis.
Kami akan beberkan semuanya. Kenapa pada akhirnya saat menjamu PSS kami
memilih Stadion Sasana Krida, AAU) sebagai tempat penyelenggaraan
pertandingan," sergahnya.
Edi memastikan dirinyalah yang menjadi
delegasi panpel dalam sidang Komdis. "Panpel akan saya wakili. Memang
yang dianjurkan datang adalah Ketua Panpel Pak Sukamto. Namun kehadiran
saya saja sudah cukup," jelas pria yang juga penanggungjawab tim sepak
bola remaja DIJ pada ajang kualifikasi PON Remaja Wilayah III tersebut.
Sejatinya saat menjamu PSIS, panpel memang
tidak memiliki pilihan lain selain menggelar pertandingan di tempat
yang berada di kompleks militer tersebut. Usai kejadian penyerangan
terhadap rombongan suporter PSCS Cilacap di Jalan Laksda Aisutjipto,
Polres Sleman ogah memberikan izin laga di MIS dengan penonton.
"Saat itu kami memang tidak punya pilihan
lain. Izin pertandingan di MIS tidak diterbitkan Polres. Tentunya ini
bakal saya katakan kepada Komdis," ungkapnya.
Hari ini Komdis rencananya langsung
menjatuhkan hukuman final kepada PSS dan PSIS. PSS jelas harap-harap
cemas menunggu keputusan dari Komdis PSSI. Akibat skandal sepak bola
gajah ini bukan tidak mungkin mereka mendapat sanksi tambahan berupa
pendegradasian ke Liga Nusantara.
Dua pemain mereka yang mencetak gol bunuh
diri, Agus Setiawan dan Hermawan Putra Jati juga terancam sanksi
larangan bermain seumur hidup. Orang yang ada di manajemen PSS juga
sangat mungkin dinyatakan sebagai actor intelektual oleh Komdis.
Tokoh sepak bola Sleman Hendricus Mulyono
berharap agar Komdis tidak menghukum PSS. Bahkan, kalau bisa sanksi
diskualifikasi dicabut.
Tapi untuk orang-orang yang terlibat
langsung dalam skandal sepak bola gajah, pria yang akrab disapa Mbah Mul
ini menyerukan Komdis agar memberikan hukuman seberat-beratnya. Kata
dia, Komdis tak perlu ragu menghukum person-person tersebut dengan
sanksi larangan aktif di sepak bola selama-lamanya.