PSPS Pekanbaru mengakhiri
tren tidak pernah menang sejak ISL bergulir. Kepastian ini diperoleh
setelah tim berjuluk Asykar Bertuah menekuk Arema Indonesia di Stadion
Tuanku Tambusai, Bangkingang, Kampar, Selsaa (12/2), dengan skor 1-0.
Sebiji gol PSPS dicetak oleh Ndiaye Pape Latyr pada menit ke-42 dengan
memanfaatkan umpan Bobby Satria.
Atas hasil ini, PSPS pun naik enam tingkat ke posisi 11
dengan poin enam. Mereka masih kalah dalam hal memasukan gol dari Pelita
Bandung Raya, yang menghuni peringkat ke-10, juga dengan poin yang
sama.
Menurut pelatih PSPS, Mundari Karya, hasil yang diperoleh anak
asuhnya, bukan tanpa sebab. Dijalankannya strategi dengan baik oleh para
penggawa, disebutnya menjadi alasannya.
"Alhamdulillah, akhirnya kita berhasil meraih kemenangan perdana.
Sejak awal kita tahu, Arema adalah tim yang tangguh, karena diperkuat
pemain berkualitas yang memiliki kecepatan tinggi. Perubahan pola
menjadi 3-5-2 berjalan dengan baik, dan mampu mematikan pergerakan
striker Arema yang sangat bagus," kata Mundari Karya seperti dikutip
dari laman PT Liga Indonesia.
Namun, tak hanya itu. Motivasi tinggi pemain dan cuaca panas, juga dianggap berperan besar atas kemenangan.
"Jujur saja, dengan adanya perhatian lebih dari Pemerintah Kampar
ini, membuat pemain lebih nyaman dan termotivasi juga dengan dukungan
suporternya. Selain itu, cuaca yang sangat panas tidak dapat dipungkiri
membuat pemain Arema kesulitan berkembang," jelas Mundari Karya.
PSPS Pekanbaru sendiri akan melanjutkan kiprahnya di ISL dengan
menghadapi Persegres Gresik United, pada 16 Februari. Namun, mereka
kemungkinan besar tak bisa diperkuat para penggawa yang ikut serta
membantu meraih kemenangan. Seperti yang dilaporkan, tercatat penjaga
gawang Amin Syarifudin, bek Joel Tsimi dan striker Pape Latyr, mengalami
cedera dalam laga melawan Arema.
"Sekarang, kita syukuri dulu kemenangan ini yang sudah lama dinanti
fans PSPS. Baru kemudian memikirkan laga berikutnya lawan Gresik, semoga
pemain yang cedera tidak terlalu parah," ujar Mundari.