Ada kabar buruk bagi penggemar Persipura Jayapura. Pengatur serangan
andalan mereka, Zah Rahan Krangar, ingin hengkang ke Johor Darul Takzim
di Liga Malaysia. Demikian disampaikan seorang rekannya.
Pemain yang 22 kali membela tim nasional Liberia itu disebut ingin mencari tantangan baru di luar Indonesia. "Negosiasi telah berlangsung sejak beberapa pekan lalu dan musim depan dia kemungkinan besar sudah tidak di Persipura," kata rekan yang menolak disebut namanya itu, Kamis, 12 September 2013.
Zah Rahan, 28 tahun, pertama kali menginjak kaki Indonesia pada 2004 dan membela Persekaba Badung. Setahun di Bali, ia kemudian menyeberang ke Jawa bersama Persekabpas Pasuruan dan mulai mencuri perhatian di klub berseragam oranye itu.
Namanya pun makin terkenal setelah pindah ke Sriwijaya FC dan meraih dua gelar dalam satu tahun: Liga Indonesia dan Piala Indonesia 2008. Zah Rahan terpilih sebagai pemain terbaik kompetisi musim 2007- 2008. Setelah itu, dia membantu Sriwijaya menjadi kampiun Piala Indonesia 2009 dan 2010.
Pindah ke Persipura Jayapura pada 2010, karirnya makin moncer. Tampil 75 kali dan mencetak 22 gol, dia menjadi motor serangan Pasukan Mutiara Hitam, serta mempersembahkan piala Liga Super Indonesia 2010-2011 dan 2012-2013.
Menanggapi kabar tersebut, manajemen Persipura enggan ambil pusing. "Beberapa orang telah mengabarkan hal itu kepada saya sejak beberapa waktu lalu, tapi secara resmi Zah Rahan belum memberitahu kami," kata Thamrin Sagala, sekretaris tim.
Kampiun Liga Indonesia itu pun tidak mempermasalahkan keinginan Zah Rahan untuk hengkang. "Kami punya banyak pemain lokal sekelas dia," kata Thamrin. Dia mengatakan bakal mengontrak 24 pemain untuk musim 2013-2014.
Ketua Harian Persipura, La Siya, mengantisipasi kepergian Zah Rahan dari Stadion Mandala, Jayapura, dengan mencari pengatur serangan baru. "Apakah pemain asing, saya belum tahu," ujarnya. Dia mengatakan butuh kepastian dari operator kompetisi soal batasan pemain asing. (Tempo.co)
Pemain yang 22 kali membela tim nasional Liberia itu disebut ingin mencari tantangan baru di luar Indonesia. "Negosiasi telah berlangsung sejak beberapa pekan lalu dan musim depan dia kemungkinan besar sudah tidak di Persipura," kata rekan yang menolak disebut namanya itu, Kamis, 12 September 2013.
Zah Rahan, 28 tahun, pertama kali menginjak kaki Indonesia pada 2004 dan membela Persekaba Badung. Setahun di Bali, ia kemudian menyeberang ke Jawa bersama Persekabpas Pasuruan dan mulai mencuri perhatian di klub berseragam oranye itu.
Namanya pun makin terkenal setelah pindah ke Sriwijaya FC dan meraih dua gelar dalam satu tahun: Liga Indonesia dan Piala Indonesia 2008. Zah Rahan terpilih sebagai pemain terbaik kompetisi musim 2007- 2008. Setelah itu, dia membantu Sriwijaya menjadi kampiun Piala Indonesia 2009 dan 2010.
Pindah ke Persipura Jayapura pada 2010, karirnya makin moncer. Tampil 75 kali dan mencetak 22 gol, dia menjadi motor serangan Pasukan Mutiara Hitam, serta mempersembahkan piala Liga Super Indonesia 2010-2011 dan 2012-2013.
Menanggapi kabar tersebut, manajemen Persipura enggan ambil pusing. "Beberapa orang telah mengabarkan hal itu kepada saya sejak beberapa waktu lalu, tapi secara resmi Zah Rahan belum memberitahu kami," kata Thamrin Sagala, sekretaris tim.
Kampiun Liga Indonesia itu pun tidak mempermasalahkan keinginan Zah Rahan untuk hengkang. "Kami punya banyak pemain lokal sekelas dia," kata Thamrin. Dia mengatakan bakal mengontrak 24 pemain untuk musim 2013-2014.
Ketua Harian Persipura, La Siya, mengantisipasi kepergian Zah Rahan dari Stadion Mandala, Jayapura, dengan mencari pengatur serangan baru. "Apakah pemain asing, saya belum tahu," ujarnya. Dia mengatakan butuh kepastian dari operator kompetisi soal batasan pemain asing. (Tempo.co)