Jalannya pertandingan, PS Badung bermain lebih angresif dibanding Persikapro. Penguasaan bola lebih banyak oleh Badung, namun sejumlah peluang di depan gawang Persikapro tidak bisa dijadikan gol.
Babak kedua, PS Badung langsung melakukan serangan ke gawang Persikapro. Tapi, anak-anak Probolinggo mengutamakan permainan tertutup di depan gawangnya. Permainan parkir Bus Persikapro mampu menahan gempuran Badung.
Persikapro lebih banyak menumpuk pemain di tengah dan belakang hanya menggunakan satu striker. Badung, yang mendapat peluang di menit 89 dan berhasil mencetak gol, sayang off side. Skor akhir kaca mata tak berubah hingga peluit panjang wasit ditiup wasit.
Alexander Saununu, pelatih PS Badung mengaku puas dengan satu poin. Namun, dioffisidekan gol di akhir babak kedua, sangat disayangkan. "Sebenarnya sudah gol, tapi wasit pembantu malah mengoffsidekan," paparnya.
Imam Fatoni, Pelatih Persikapro mengaku, di babak kedua lebih menerapkan bertahan, dikarenakan fisik sudah kedodoran. "Kita gunakan 2 gelandang bertahan untuk menahan serangan Badung," pungkasnya. (beritajatim)