Laga PSIM Yogyakarta menjamu Persenga Nganjuk (ligaindonesia) |
Bermain di hadapan ribuan pendukungnya anak-anak asuhan Seto Nurdiyantara sebenarnya bermain tidak dalam top performa. Terbawa irama permainan lawan, Laskar Mataram tampak lamban memainkan tempo.
Beberapa kali para pemain juga melakukan kesalahan elementer seperti salah umpan atau shooting yang melenceng. Kalau ada serangan lebih bersifat sporadis seperti dilakukan oleh Andi Kurniawan yang berusaha sendiri untuk menusuk ke pertahanan Nganjuk.
Di babak kedua, PSIM bermain lebih trengginas. Dan akhirnya jala gawang Persenga pun berhasil bergetar. Tepat di menit 59, berawal dari umpan sang kapten Topas Pamungkas dari sisi kanan mampu disundul Engkus Kuswaha ke pojok kanan gawang Persenga. Gol, PSIM unggul 1-0.
Engkus kembali menjadi momok bagi pertahanan Persenga. Menit 68, sepakan Engkus hasil sodoran dari Tri Handoko yang menerima umpan dari Tulus Septianto berbuah gol. Laskar Mataram unggul 2-0.
Menit 76 Persenga terpaksa bermain dengan 10 orang setelah wasit Prihatmoko memberinya kartu merah karena melakukan tekel keras terhadap Tulus Septianto. Namun keunggulan jumlah pemain tak membuat PSIM mampu menambah skor hingga usai pertandingan.
Pelatih PSIM Seto Nurdiyantoro mengaku puas dengan hasil timnya, terutama di babak kedua. “Secara hasil bagus. Tapi secara permainan saya kurang puas di babak pertama. Dan babak kedua saya puji permainan luar biasa anak-anak,” tukas Seto.
Sementara pelatih Persenga Joni Tri, menyayangkan keputusan wasit yang memberi kartu merah pada pemainnya. “Saya maklum, kami kalah kelas. Tapi saya menyayangkan wasit yang terprovokasi oleh pemain PSIM, tidak seharusnya seperti itu,” pungkas Joni. (Sportanews)