Persegres Gresik tak menunggu lama melihat pembuktian striker Aldo Baretto
yang dikontrak senilai Rp1,1 miliar semusim. Mantan striker Persiba
Balikpapan itu membuktikan dirinya layak dibayar mahal sekaligus menjadi
aset penting di klub dengan sebiji golnya ke gawang Persiram Raja
Ampat.
Gol yang sangat bermakna karena menjadi penentu kemenangan Laskar
Joko Samudro di laga perdana Indonesia Super League (ISL). Walau belum
sepenuhnya menjadi parameter produktifitas Aldo musim ini, minimal gol
itu sudah cukup menjawab keraguan supporter Ultras.
Sebelumnya supporter khawatir Aldo tidak begitu sukses di Gresik
karena semasa pra musim lalu belum impresif. Sebagai pemain termahal di
skuad Persegres, sangat dimaklumi jika ekspektasi terhadap pemain asal
Paraguay ini sangat tinggi. Aldo pun tak sabar memberikan gol-gol
berikutnya untuk Ultras.
“Senang bisa mencetak gol di pertandingan pertama. Dengan dukungan
rekan-rekan pemain lain dan supporter, saya bisa memberikan yang lebih
baik,” ucapnya seusai laga. Di pertandingan itu sosok Aldo Baretto
menjadi perhatian utama Persiram dengan melakukan marking ketat.
Tak mengherankan striker bernama lengkap Francisco Aldo Baretto
Miranda itu jarang mendapatkan kesempatan bagus. Bek tengah Persiram
Seme Patrick terus menguntitnya sepanjang laga. Beruntung Aldo
mendapatkan satu peluang cantik yang dimanfaatkan dengan dengan cerdik.
Tendangan bebas yang dilakukan Gustavo Chena dari rusuk kanan
pertahan Persiram, mengarah ke depan gawang Jendry Pitoy. Seme Patrick
yang harusnya bertugas mengantipasi bola, kecolongan aksi striker yang
pernah membela PSM Makassar tersebut.
Dengan sekali sentuh, Aldo membelokkan bola dengan kepalanya yang
mengecoh kiper Jendry Pitoy. Gol yang sangat sederhana. Dia seakan
memberi pesan kepada pemain belakang lawan bahwa area kotak pinalti
bakal menjadi sangat berbahaya jika ada dirinya di sana.
Pelatih Persegres Suharno yakin Aldo Baretto masih bisa meningkatkan
performa dan produktifitas di pertandingan lain. “Dia striker yang
sangat efektif. Tidak begitu banyak bergerak tapi pintar menempatkan
diri. Nalurinya bagus dan saya senang dia bisa mencetak gol,” ungkap
Suharno.
Pemain lain yang memberi warna tersendiri adalah striker Rizky
Novriansyah yang pernah memperkuat Sriwijaya FC. Secara naluri mungkin
dia mengecewakan karena tidak mampu memanfaatkan dua peluang bersih di
depan jala Persiram. Namun mobilitasnya cukup mengesankan.
Skenario Suharno menduetkan Aldo-Rizky tampaknya sudah sedikit ada
titik terang walau masih sangat rendah di sisi koleksi gol. Aldo diplot
sebagai striker utama atau target man, sedangkan Rizky lebih berfungsi
sebagai striker kedua yang sangat rajin mencari bola.
Dia tak hanya terpaku di tengah, namun bergerak ke sisi kanan dan
kiri pertahanan Persiram. Postur, kecepatan dan stamina pemain ini
kelihatan lebih efektif difungsikan sebagai pemecah konsentrasi
pertahanan lawan dibanding menjadi pendulang gol bagi timnya.
Sementara, manajemen Persegres meminta ada progres lebih baik di
pertandingan kedua kontra Persidafon Dafonsoro akhir pekan ini. Walau
mendapat angka absolut, manajemen menilai permainan Gustavo Chena dkk
masih di bawah standar. “Masih harus ditingkatkan. Harusnya bisa lebih
dari itu,” cetus Manajer Persegres Thoriq Majiddanor.

