MALANG - Dualisme Arema IPL benar-benar semakin meruncing. Setelah kubu Winarso memberi perlawanan atas klaim PT LPIS (Liga Prima Indonesia Sportindo) bahwa kubu Nur Salam sebagai pengelola yang sah dengan mengirim surat protes, berikutnya kedua kubu  bertemu di acara  IPL Clubs CEO Pre-Season Meeting 2013 di Hotel Prasada Mansion, Jakarta (16/1) sore. Baik kubu Winarso maupun kubu Nur Salam sama-sama datang dalam pertemuan yang digelar LPIS untuk persiapan Kompetisi Indonesian Premier League (IPL) 2013 ini.

Menyusul ada dua kubu yang datang ke tempat pertemuan tersebut, pihak LPIS akhirnya memutuskan untuk menolak perwakilan dua Arema IPL tersebut. Baik dari kubu Winarso maupun kubu Nur Salam tak diperkenakan ikut oleh CEO LPIS, Widjayanto dalam CEO Meeting.

Winarso melalui pengacaranya yaitu Supriarno SH MH mengaku kecewa dengan penolakan pihak LPIS untuk Arema IPL ikut CEO Meeting. Padahal dari segi legalitas, kubu Winarso merasa sebagai pihak yang sah sebagi pengelola tim Arema di Kompetisi IPL musim depan.

Apalagi  minggu depan, rencana kubu Winarso latihan di stadion Gajayana Malang, sampai sekarang Tim Arema sudah di siapkan oleh Manajer Tim yaitu Haris Fambudy. "Untuk bisa main di kompetisi IPL tanggal 16 Februari lawan Semen Padang dan Haris Fambudy fokus bentuk Tim Arema. Nanti juga tau siapa aja pemain dan pelatih Arema" ujar Supriarno SH MH.

“Saya sudah ketemu Pak Widja, dua-duanya tidak bolah masuk dalam CEO Meeting, pihak kami dari PT Arema Indonesia, dan pihak yang mengaku-ngaku itu juga tidak boleh masuk. LPIS meminta agar persoalan Arema ini diselesaikan di luar,” ungkap Supriarno kepada melalui rilis yang diterima Mediasepakbola, Rabu (17/1) malam yang dilansir dari Malang Pos.

Lebih lanjut, Supriarno yang dihubungi per telpon menyesalkan pihak Ancora yang selama ini sebagai penyandang dana atau investor dari kubu Nur Salam. Kubu Winarso pun berharap agar Ancora dibawah kepemilikan Gita Wiryawan tidak memaksakan diri mengelola Arema IPL.

“Dengan adanya kasus ini, saya selaku lawyer meminta kepada Pak Gita sebagai pemilik Ancora agar menjaga orang-orangnya untuk tidak merusak sepakbola. Pak Gita sebagai menteri dan pemilik Ancora harusnya mengerti, kalau ini dipaksakan, sama halnya tidak beretika,” sebut Supriarno

“Jadi kita minta Pak Gita menghormati etika dan hukum dengan mengendalikan perusahaannya (Ancora) agar tidak merusak persepakbolaan yang semestinya sebagai pemersatu. Pak Gita harus tahu, harus evaluasi agar tidak sewenang-wenang,” lanjutnya.

Perihal penyelasaikan dualisme ini sendiri, baik LPIS maupun kubu Winarso tak memberi batas waktu. Meski diharapkan bisa segera tuntas lantara Kompetisi IPL bakal bergulir 9 Februari mendatang. Pastinya kubu Winarso mengancam bakal mempersoalkan secara hukum jika kubu Nur Salam terus berlanjut.

“Kubu lain itu hanya mengklaim, padahal kita yang sah, kita punya segalanya. Kita yang sah, yang lain tidak sah. IPL tidak boleh mengklaim, kecuali IPL punya kepentingan tertentu, karena dibalik itu ada Menteri sebagai pemilik Ancora. Kita lihat nanti, langkah-langkah yang akan kita tempuh,” yakin Supriarno.

Sementara itu dari kubu Nur Salam, hingga berita ini dimuat belum ada konfirmasi resmi perihal penolakan dalam acara CEO Meeting. Begitu pun dari Widjayanto selaku CEO LPIS belum bisa dimintai keterangan  dengan penolakan dua kubu Arema IPL.