Persikad
Depok semakin terpuruk di dasar klasemen Grup 2 kompetisi Divisi Utama
Liga Indonesia 2012/2013. Pada laga ketiganya sebagai tuanh rumah,
Persikad kalah 0-2 dari PSCS di Stadion Merpati, Depok, Rabu (27/2).
Memiliki hasrat untuk meraih kemenangan perdana di kandang, Persikad
harus menerima kenyataan gawang mereka dibobol PSCS pada menit ke-12.
Gol tersebut dicetak oleh Wahyu Tri Harjanto.
Bukannya membalas, Persikad malah kebobolan lagi. PSCS Cilacap
berhasil menggandakan keunggulan, kali ini lewat kaki Taryono, sontekan
keras sang kapten dari area penalti pada menit 41, membuat Agung
memungut bola dari gawangnya untuk kali kedua.
Pertandingan babak kedua baru dimulai, gawang persikad kembali
terancam, kali ini lewat, Owang A Bong. Legiun asing PSCS itu mendapat
umpan tarik, sayang tendangannya masih melenceng tipis di kanan gawang
yang di kawal Agung.
Dari beberapa peluang yang terjadi, hingga wasit memberikan empat
menit injury time, tak mampu dimaksimalkan skuad Persikad untuk mencetak
gol. Tak ada gol tercipta dibabak kedua, dan Persikad harus mengakui
keunggulan PSCS 0-2.
“Kita akui kita kalah kualitas dengan mereka. Wajar kalau mereka
menang dari kita, karena kita jauh di bawah kualitas mereka. Kalau tidak
ingin terus di posisi bawah, kita harus merombak seluruh pemain, karena
kita kalah di semua lini,” kata Meiyadi Rakasiwi, pelatih Persikad,
usai pertandingan.
Sedangkan kubu PSCS Cilacap merasakan motivasi yang tinggi dari anak asuhnya untuk meraih kemenangan dalam laga ini.
“Yang pertama adalah motivasi dari para pemain, kedua saya tekankan
kepada pemain jangan pernah mengeluh apapun, baik main di kandang maupun
di luar kandang. Kondisi lapangan di sini sebenarnya, tidak mendukung,
tetapi sama-sama kita pakai. Jadi, saya katakana kepada pemain, yang
bisa mengalahkan hanya dirimu sendiri ketika mendapatkan situasi yg
seperti ini,” kata Gatot Barnowo, pelatih PSCS.
Selain soal motivasi, Gatot juga mengaku telah mempelajari pola main
Persikad. Dan, ia pun dengan muda menemukan formula untuk mengatasinya.
“Jadi saya liat awal-awal persikad ini mudah terbaca, pertama-tama mereka ke samping, kemudian crossing
dengan berharap pemain no 6 muncul sebagai target man. Maka, saya
tekankan kepada wing back saya jangan terlalu naik, kuncinya di para
pemain, strategi yang saya berikan diterapkan dan ada improvisasi juga
di lapangan,” papar Gatot.
Kemenangan ini membuat PSCS menggeser PSIS Semarang di posisi puncak
klasemen Grup 2. Nilai PSCS dan PSIS sebenarnya sama, 9, namun PSCS
unggul selisih gol.