Kehadiran pelatih baru di tubuh Pelita Bandung Raya (PBR) menuntut
para pemain kembali melakukan adaptasi. Setelah menuntaskan pertandingan
ke sepuluh Indonesia Super League (ISL) 2013, skuad The Boys Are Back
memang dipimpin mentor anyar. Daniel Darko Janackovic yang sebelumnya
menjabat sebagai direktur teknik, kini menduduki kursi pelatih
menggantikan Simon McMenemy.
Baru bekerja sama sekitar dua pekan, Eka Ramdani dkk memang tampak
belum sepenuhnya menyatu dengan Darko. Bahkan, tidak menutup kemungkinan
kondisi seperti ini masih berlangsung hingga beberapa laga ke depan.
Namun PBR tentu tidak memiliki banyak waktu untuk sekedar adaptasi
antara pelatih dengan para pemain. Akhir bulan ini saja, mereka sudah
harus melanjutkan perjalanan di ISL. The Boys Are Back dijadwalkan
berangkat ke Jawa Timur untuk menjajal Persela Lamongan dan Persepam
Madura United.
Apalagi, dilihat dari peringkat di klasemen, PBR sangat membutuhkan
performa maksimal dari skuadnya. Hal itu karena saat ini, klub yang
mendapatkan masa keemasan di pertengahan dekade 1990-an tersebut sedang
terseok-seok di papan bawah klasemen. Bahkan, mereka hanya menduduki
peringkat ketiga terbawah, di atas Persidafon Dafonsoro dan Persija
Jakarta. Total, sampai laga ke sebelas, The Boys Are Back hanya mampu
mengumpulkan sembilan poin, hasil dari dua kemenangan, tiga seri, dan
enam kali kalah.
Meski kompetisi baru mencapai seperempat perjalanannya saja, bukan
berarti Tema Mursadat dkk bisa menunda-nunda waktu untuk bangkit.
Justru, di laga-laga selanjutnya, mereka harus mampu memperbaiki
penampilan agar pundi-pundi poin bisa secepat mungkin dikumpulkan.
Meskipun memang penyesuaian diri Darko juga harus memakan waktu.
Di sisi lain, proses adaptasi Darko diprediksi pun tampaknya akan
lebih sulit dilakukan. Hal itu karena para pemain sudah terbiasa dengan
sosok Simon. Bahkan, semua pemain muda PBR, sangat berterima kasih pada
mantan manajer timnas Filipina itu. Karena diakui atau tidak, Simon yang
membuat para pesepakbola junior ini bisa menunjukkan potensinya di
kompetisi sepakbola tertinggi Tanah Air, melalui gerbong PBR. Total,
para penghuni skuad The Boys Are Back, telah menghabiskan waktu bersama
Simon selama empat bulan, sejak November tahun lalu.
Terlepas dari lebih baik atau tidaknya kualitas seorang pelatih baru,
penggantian arsitek skuad selalu menimbulkan masa ‘down’ bagi performa
tim. Pilihannya tinggal bagaimana Darko membangkitkan penampilan anak
asuhnya hingga bisa melebihi kualitas rata-rata Nova Arianto dkk saat
ditukangi Simon. Hal ini diakui salah satu pemain muda PBR, M Arsyad.
“Ya, pergantian pelatih di tim manapun pasti menimbulkan beberapa
kendala terlebih dahulu. Dan semua itu hanya bisa diatasi oleh adaptasi
yang cepat, baik dari sisi pelatihnya maupun semua pemain yang ada di
tim tersebut,” ujarnya.
Arsyad pun mengakui sosok Simon memberi kesan mendalam bagi semua
penghuni skuad PBR. Bahkan, saat perpisahan dengan pelatih asal Inggris
itu, tak sedikit pemain yang meneteskan air mata. Tapi meski begitu,
ujarnya, profesionalisme semua pemain diperlukan dalam menyikapi hal
ini. “Ya kami semua profesional saja kepada klub ini, siapa pun
pelatihnya. Kalau adaptasi, itu saya rasa hanya masalah waktu,”
ungkapnya.
Hal senada dituturkan Munadi. Mantan bintang Persib U21 ini berharap,
kehadiran darko bisa membawa kemajuan bagi tim. “Semoga bisa lebih
kompak, dan kedepannya lebih baik lagi,” tuturnya.