Pelita
Bandung Raya (PBR) adalah salah satu klub yang memberi kepercayaan
besar kepada pemain muda untuk tampil di Indonesia Super League
2012/2013. Bersama pelatih Simon McMenemy, PBR pun mengorbitkan beberapa
nama pemain muda yang sangat potensial.
Salah satu pemain yang melejit namanya adalah Muhammad Arsyad. Hingga
saat ini, Arsyad telah menjadi starter PBR sebanyak enam kali, dan
mencatat 425 menit penampilan di lapangan. Satu gol berhasil ia cetak ke
gawang Persija Jakarta, yang juga pernah diperkuatnya semasa yunior.
Dengan usia masih 19 tahun, Arsyad juga menjadi pemain termuda di skuad PBR yang terbanyak masuk starting eleven.
Hebatnya, Arsyad berhasil menjawab kepercayaan dari Simon, dengan
penampilan yang gemilang di lapangan. Akibat aksi impresifnya, gelandang
asing Nemanja Obric pun sempat dicadangkan karena Simon lebih memberi
kepercayaan pada pemain yang pernah menimba ilmu di Uruguay ini.
“Arsyad punya bekal skill dan teknik yang mumpuni untuk bersaing di
ISL. Sebagai pemain muda, memang ia kadang masih belum bisa mengontrol
permainannya di lapangan, sehingga butuh senior yang mendampingi. Tapi,
dengan semakin bertambahnya jam terbang dia di ISL, saya yakin ia
semakin matang,” ungkap Eka Ramdani, kapten PBR, kepada
ligaindonesia.co.id, Rabu (20/2), saat dimintai komentarnya tentang
Arsyad.
Menariknya, awal Arsyad bergabung ke PBR, tak lepas dari informasi
yang muncul di jejaring sosial twitter.
“Saya memperoleh informasi dari
Twitter bahwa Pelita Bandung Raya mengadakan seleksi pemain untuk
menghadapi Liga Super Indonesia musim 2012/2013, “ ujar gelandang
kelahiran Jakarta, 22 April 1993 ini.
Berdasarkan info tersebut dia berangkat dari kediamannya di Bekasi,
Sabtu (10/11) subuh, untuk mengikuti seleksi umum yang digelar pada hari
yang sama di Lapangan Pusdikajen Lembang.
Walau mengaku agak sedikit kelelahan setelah menempuh perjalanan yang
lumayan jauh, tapi Arsyad tetap mengikuti seluruh instruksi para
pelatih yang menyeleksi dengan harapan dapat lolos seleksi.
Ternyata Simon McMenemy dan jajaran asistennya tertarik dengan
talenta yang dimiliki Arsyad, hingga dia bisa lolos seleksi dan
selanjutnya dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan di Pusdikajen
mulai 15 November 2012.
“Pada awalnya, kalau melihat pemain-pemain yang ada, saya tidak
terlalu berharap untuk bisa main secara reguler.Tapi saya selalu
berusaha dan berlatih keras, ‘kata pemain termuda yang masuk jajaran
starting eleven PBR hingga saat ini.
Ternyata perjuangan mantan pemain SAD Indonesia di Uruguay ini
berbuah positif. Jajaran pelatih menganggapnya layak untuk menghuni
skuad inti hingga akhirnya Arsyad menjadi bagian skuad inti Pelita
Bandung Raya dan diprediksi bakal menjadi Rising Star.
Muhammad Arsyad juga menjadi satu dari lima pemain PBR yang pernah
menimba ilmu bersama tim Sociedad AnĂ³nima Deportiva (SAD) Indonesia di
Uruguay. Ia bergabung dengan SAD pada 2010 setelah membawa Perseba Super
Bangkalan Menjadi juara Piala Soeratin U-18 pada 2009.
Arsyad biasa diplot sebagai gelandang sayap kiri. Bahkan pada 2007
ketika masih memperkuat SSB AS IOP APAC INTI Jakarta, ia pernah menyabet
gelar gelandang kiri terbaik Piala Menpora U-15.Gerakannnya yang lincah
dan keberaniannya membawa bola melewati hadangan lawan menjadi salah
satu ciri khas Arsyad.
Sepulangnya dari Uruguay pada 2011, Arsyad langsung direkrut Persisam
Samarinda U-21. Selama dua musim di Samarinda Ia membawa timnya menjadi
semifinalis dan runner up kompetisi LSI U-21. Arsyad juga menjadi
bagian dari skuad Kaltim peraih merebut medali emas sepak bola PON 2012
di Pekanbaru.