Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Jumat, 19 April 2013

Latih Persika Karawang, Suimin Tetap Tuntut Haknya Di PSMS

By
Updated : Jumat, 19 April 2013 22.35.00

Sejak Senin (15/4), Suimin sudah berada di Karawang dan memimpin latihan.

Suimin Diharja membuktikan diri tak butuh waktu lama untuk mendapatkan klub baru, meski didepak PSMS Divisi Utama PT Liga tanpa SK pemecatan di tangan. Adalah klub Divisi Utama LPIS, Persika Karawang yang secara resmi menjadi tempat pelabuhan barunya.

Sejak Senin (15/4), Suimin sudah berada di Karawang dan memimpin latihan, dan Rabu (17/4) langsung menangani tim di laga Divisi Utama LPIS lawan Persipasi Bekasi di Singaperbangsa Karawang.

“Alhamdulillah berarti abang (saya) masih punya nilai jual. Begitu diberitakan di koran dan internet bahwa abang sudah enggak lagi di PSMS, mereka langsung menghubungi abang. Setelah tercapai kesepakatan abang berangkat Minggu (14/4) dari Medan. Besoknya abang langsung memimpin latihan tiga kali pagi dan sore. Rabu langsung bertanding,” ucapnya saat dihubungi dari Medan.

Bersama klub barunya, mantan pelatih Persikabo ini dikontrak selama satu musim atau sepuluh bulan. Menurutnya, berada di klub divisi utama merupakan tantangan bagi seorang pelatih. Ini juga yang membuatkan tak banyak berpikir untuk menerima tawaran klub tersebut.

"Alasan pertama abang ini sebenarnya suka dengan tantangan. Makanya, abang enggak mau melatih di ISL atau kasta tertinggi. Karena targetnya pasti enggak jauh dari bertahan di kompetisi. Sementara, kalau melatih klub Divisi Utama tantangannya lebih besar, misalnya promosi. Ya namanya memperkuat klub harus punya target. Biarpun itu target pribadi,” tuturnya.

Suimin juga punya misi tertentu untuk sepakbola Karawang yang kental dengan karakter Jawa Barat. “Tim-tim Jawa Barat itu karakternya cepat dan style. Jadi abang mau memberi warna dengan sepakbola Medan yang keras. Jadi dipadukan. Seperti di Persikabo sekarang sepeninggal abang mulai mengadopsi gaya itu,” tuturnya.

Hal ini, lanjut mantan pelatih Sriwijaya ini berpeluang besar berhasil, karena skuat barunya mayoritas pemain muda. "Di sini semua masih muda pemainnya. Paling tua usianya 24 tahun. Semua pemain lokal dan enggak pakai pemain asing," timpalnya.

Walau sudah mendapatkan klub, Suimin tak ingin haknya di mantan klubnya PSMS hilang bak ditelan bumi. Minimnya komunikasi soal penyelesaian hak dan tidak ada iktikad baik ketua umum PSMS, Indra Sakti soal pembayaran haknya, akan membuat Suimin terus menuntut hak.

Setidaknya sejak menangani PSMS di putaran pertama, Suimin belum menerima gaji, yang ada hanya kucuran dana beberapa kali di luar gaji. Seharusnya Suimin menerima Rp150 juta lagi (Rp30 juta dikali lima bulan), namun dengan kucuran dana yang sudah diterima sebelumnya sekira Rp10 juta bertahap, Suimin menuntut sisanya Rp140 juta. Suimin pun sejatinya berhak menerima kompensasi dari pemecatan di tengah kontrak.

 “Yang Pasti abang tetap perjuangkan hak. Indra sakti sudah enggak bisa dikontak. Abang coba telpon enggak aktif. Dia pengecut dan lari dari tanggung jawab,” tegasnya.

Tindakan nyata dari tuntutan Suimin adalah mengadu ke Asosiasi Pelatih Seluruh Indonesia (APSI) dan berkoordinasi dengan Asosiasi Pelatih Profesional Indonesia (APPI).

“Abang masih coba koordinasikan dengan mereka. Selain APSI juga APPI.  Draft kontrak sudah abang siapkan dan mereka bersedia sediakan pengacara.  Karena kasihan juga anak-anak yang dipecat itu. 


Kami akan tetap melakukan upaya-upaya. Dari Karawang kan sudah mulai dekat ke Jakarta. Yang pasti hak akan terus kami tuntut. Mungkin Indra Sakti mau buang badan. Tapi sampai ke liang kubur abang akan kejar,” tukasnya.

Berita Terkait

Comment