Ilustrasi suap. (Getty Images)
Manajemen Persip
Pekalongan, Jawa Tengah, mengakui mendapat penawaran sejumlah uang dari
mafia pertandingan agar tim Laskar Kalong itu mengalah saat melawan
Persipur Purwodadi pada laga putaran pertama Kompetisi Divisi Utama
2012-13.
Manajer Persip Pekalongan, A’am Ichwan, di Pekalongan, Rabu
(17/4/2013), mengatakan, sebelum pertandingan melawan Persipur
Purwodadi, tim Persip memang sempat mendapat tawaran dari mafia
pengaturan skor tetapi ditolak.
"Ya, kami mendapatkan penawaran itu. Akan tetapi dari hasil
kesepakatan CEO Persip dan tim Laskar Kalong, kami menolak menerima
tawaran dari mafia itu, tetapi isu itu terus berlanjut setelah ternyata
Persip kalah melawan Persipur," katanya.
Ia mengatakan, munculnya isu tim Persip "bermain mata" melawan
Persipur Purwodadi saat itu kemungkinan dipicu oleh pemecatan pelatih
Laskar Kalong, Agus Riyanto. Sejumlah pihak, kata dia, menilai pemecatan
terhadap Agus Riyanto karena pelatih menolak terlibat "main mata"
dengan Persipur Purwodadi.
"Pemecatan terhadap Agus Riyanto sebagai Pelatih Persip karena semata
dirinya dianggap tidak mampu memenuhi target yang diinginkan manajemen
Laskar Kalong," katanya.
CEO Persip Pekalongan, Budi Setiawan, juga mengaku adanya keberadaan mafia permainan skor pertandingan.
"Akan tetapi kami tegaskan bahwa Persip menolak penawaran dari mafia
pengaturan skor pertandingan. Persip selama mengikuti kompetisi Divisi
Utama tidak akan pernah menjual kehormatan atau terlibat dalam mafia
pengaturan skor pertandingan," katanya.
Mantan Manajer Persip Ricsa Mangkulla menambahkan, selama dirinya
menangani tim Laskar Kalong tidak pernah melacurkan pertandingan. "Saya
tidak rela Persip kalah dengan cara mengkhianati masyarakat dan pencinta
sepak bola setempat," katanya.