Kediri - Perseteruan di tubuh suporter Persik Kediri tidak dapat dihindarkan lagi. Persikmania akhirnya pecah menjadi dua kubu.
Satu kubu menamakan diri Persikmania Indonesia. Sedangkan kubu lainnya masih menggunakan nama Persikmania. Kubu Persikmania Indonesia diketuai Tomi Ariwibowo (Ketua LSM Ikatan Pemuda Kediri) dan membawahi koordinator wilayah (korwil) Kota dan Kabupaten Kediri. Semantara kubu lain berasal dari Tim 9.
"Telah terbentuk seporter persik baru. Dengan nama PERSIk MANIA Indonesia. Ketua Tomi IPK. Sebentar lagi kita mengadakan deklarasi. Sementara kubu lain kita tidak tahu perkembangan selanjutnya," ujar Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik (FKSP) Kediri Mohammad Hanif, Jumat (24/5/2013).
Perpecahan suporter Persik bermula saat pro dan kontra rencana musyawarah besar (mubes) pemilihan ketua FKSP baru, wadah resmi persikmania. Pertemuan bersama antara korwil, pengurus FKSP dan Tim 9 tidak membuahkan hasil. Akhirnya, kedua belah pihak memisahkan diri.
"Karena Tim 9 masih ngotot dengan kemauanya (menghendaki Mubes Persikmania segera). Maka kelompok FKSP yang menginginkan mubes dilakukan setelah pilkada selesai akhirnya membentuk sendiri. Kemudian suporter persik pecah jadi dua," terang M. Hanif membeberkan.
Pertemuan bersama tersebut berlangsung di Markas Polres Kediri Kota. Pertemuan tersebut sudah kali kedua dilakukan. Kendati sudah ditengahi oleh pihak kepolisian, tetapi pertemuan tetap buntu alias tidak membuahkan keputusan mubes.
Sementara ditanya apakah perpecahan tersebut dapat berpengaruh terhadap dukungan Persik Kediri, M. Hanif menjamin tidak. Sebaliknya, dukungan terhadap tim Macan Putih bakal semakin solid dengan jumlah kelompok suporter yang bertambah.
"Seperti di tempat kota lain ada beberapa pendukung persik. Tambah bagus.banyak yang koordinator. tidak ada pengaruhnya. Orang yang nonton kan tetep bayar," pungkasnya.
Terpisah, Widodo, korwil Kelurahan Kaliombo mengaku, perpecahan diantara suporter persik sudah tidak dapat dihindari. Sebab, latar belakang perseteruan tersebut adalah unsur politik yaitu, menjelang Pilwali Kediri. Sejumlah pengurus dikabarkan terlibat politik praktis. (beritajatim.com)
Satu kubu menamakan diri Persikmania Indonesia. Sedangkan kubu lainnya masih menggunakan nama Persikmania. Kubu Persikmania Indonesia diketuai Tomi Ariwibowo (Ketua LSM Ikatan Pemuda Kediri) dan membawahi koordinator wilayah (korwil) Kota dan Kabupaten Kediri. Semantara kubu lain berasal dari Tim 9.
"Telah terbentuk seporter persik baru. Dengan nama PERSIk MANIA Indonesia. Ketua Tomi IPK. Sebentar lagi kita mengadakan deklarasi. Sementara kubu lain kita tidak tahu perkembangan selanjutnya," ujar Ketua Forum Komunikasi Suporter Persik (FKSP) Kediri Mohammad Hanif, Jumat (24/5/2013).
Perpecahan suporter Persik bermula saat pro dan kontra rencana musyawarah besar (mubes) pemilihan ketua FKSP baru, wadah resmi persikmania. Pertemuan bersama antara korwil, pengurus FKSP dan Tim 9 tidak membuahkan hasil. Akhirnya, kedua belah pihak memisahkan diri.
"Karena Tim 9 masih ngotot dengan kemauanya (menghendaki Mubes Persikmania segera). Maka kelompok FKSP yang menginginkan mubes dilakukan setelah pilkada selesai akhirnya membentuk sendiri. Kemudian suporter persik pecah jadi dua," terang M. Hanif membeberkan.
Pertemuan bersama tersebut berlangsung di Markas Polres Kediri Kota. Pertemuan tersebut sudah kali kedua dilakukan. Kendati sudah ditengahi oleh pihak kepolisian, tetapi pertemuan tetap buntu alias tidak membuahkan keputusan mubes.
Sementara ditanya apakah perpecahan tersebut dapat berpengaruh terhadap dukungan Persik Kediri, M. Hanif menjamin tidak. Sebaliknya, dukungan terhadap tim Macan Putih bakal semakin solid dengan jumlah kelompok suporter yang bertambah.
"Seperti di tempat kota lain ada beberapa pendukung persik. Tambah bagus.banyak yang koordinator. tidak ada pengaruhnya. Orang yang nonton kan tetep bayar," pungkasnya.
Terpisah, Widodo, korwil Kelurahan Kaliombo mengaku, perpecahan diantara suporter persik sudah tidak dapat dihindari. Sebab, latar belakang perseteruan tersebut adalah unsur politik yaitu, menjelang Pilwali Kediri. Sejumlah pengurus dikabarkan terlibat politik praktis. (beritajatim.com)