Persiba Bantul tetap berkomitmen mengikuti kompetisi Indonesia Premier
League (IPL) sampai selesai. Meski dihadapkan denga problem finansial,
namun Persiba tidak akan mundur dari kompetisi.
Manajer Briyanto A.S tak membantah Persiba mengalami krisis finansial karena gagal meraih sponsor. Namun itu tidak menjadi halangan bagi Persiba. Mereka pun tidak akan mundur. Menurutnya pengelola klub tetap berusaha keras mendapatkan sponsor.
"Kami tetap mengikuti kompetisi IPL sampai selesai. Kami tidak mundur. Klub memang menghadapi persoalan keuangan. Tapi itu tak mempengaruhi Persiba menyelesaikan kompetisi karena itu sudah jadi komitmen kam," kata Briyanto.
Sebelumnya, GM klub Idham Samawi mengungkapkan Persiba terancam kandas di tengah kompetisi karena ketiadaan sponsor. Akibatnya, klub tidak punya anggaran untuk operasional tim. Padahal, klub membutuhkan dana minimal Rp6 miliar untuk mengikuti kompetisi.
"Pak Idham hanya merasa waswas bila pemain dan pelatih tidak mendapat gaji tepat waktu. Beliau selalu mengutamakan kepentingan mereka. Bila pemain tidak gajian, Pak Idham tak berhenti memikirkannya. Tapi manajemen sudah tegaskan tak ada masalah dengan gaji pemain," jelas Briyanto lagi.
Menurut Briyanto, manajemen membutuhkan dana tidak kurang Rp400 juta setiap bulan. Dana itu digunakan untuk operasional dan tidak termasuk biaya saat tim menjalani laga tandang.
"Kami berusaha keras memaksimalkan pemasukan klub. Selain sponsor, kami berharap pemasukan tiket bisa meningkat. Situasi saat ini berbeda dengan musim lalu. Saat itu, kami tak bisa berbuat apa-apa karena semua di bawah konsorsium. Musim ini, kami bisa melakukan berbagai upaya agar gaji pemain terpenuhi," ungkapnya. (gsf)
Manajer Briyanto A.S tak membantah Persiba mengalami krisis finansial karena gagal meraih sponsor. Namun itu tidak menjadi halangan bagi Persiba. Mereka pun tidak akan mundur. Menurutnya pengelola klub tetap berusaha keras mendapatkan sponsor.
"Kami tetap mengikuti kompetisi IPL sampai selesai. Kami tidak mundur. Klub memang menghadapi persoalan keuangan. Tapi itu tak mempengaruhi Persiba menyelesaikan kompetisi karena itu sudah jadi komitmen kam," kata Briyanto.
Sebelumnya, GM klub Idham Samawi mengungkapkan Persiba terancam kandas di tengah kompetisi karena ketiadaan sponsor. Akibatnya, klub tidak punya anggaran untuk operasional tim. Padahal, klub membutuhkan dana minimal Rp6 miliar untuk mengikuti kompetisi.
"Pak Idham hanya merasa waswas bila pemain dan pelatih tidak mendapat gaji tepat waktu. Beliau selalu mengutamakan kepentingan mereka. Bila pemain tidak gajian, Pak Idham tak berhenti memikirkannya. Tapi manajemen sudah tegaskan tak ada masalah dengan gaji pemain," jelas Briyanto lagi.
Menurut Briyanto, manajemen membutuhkan dana tidak kurang Rp400 juta setiap bulan. Dana itu digunakan untuk operasional dan tidak termasuk biaya saat tim menjalani laga tandang.
"Kami berusaha keras memaksimalkan pemasukan klub. Selain sponsor, kami berharap pemasukan tiket bisa meningkat. Situasi saat ini berbeda dengan musim lalu. Saat itu, kami tak bisa berbuat apa-apa karena semua di bawah konsorsium. Musim ini, kami bisa melakukan berbagai upaya agar gaji pemain terpenuhi," ungkapnya. (gsf)