Wali Kota Surakarta
F.X. Hadi Rudyatmo menegaskan tim Persis Solo ke depan harus satu
mengikuti kompetisi liga nasional di bawah naungan payung organisasi
PSSI.
"Saya tidak memandang apakah itu, Persis Liga Super Indonesia Sportindo (LPIS) atau Liga Indonesia (LI). Tim Persis Solo yang terpenting hanya satu di bawah komando PSSI," kata Hadi Rudyatmo di Solo, Minggu.
Selain itu, Persis yang membawa nama Solo tentunya dengan manajemen yang baru, dan memiliki kualitas profesional dalam pengelolaan tim.
Hal tersebut, kata Rudyatmo, artinya mengurus sebuah tim profesional harus didukung antara lain pendanaan yang memadahi untuk operasional, dan memiliki pemain berkualitas untuk berkompetisi.
Menurut mantan Ketua Umum Persis Solo itu, bahwa jika Persis memiliki manajemen yang baik, tentunya dukungan sponsor dalam pendanaan untuk operasinal sebuah tim tidak akan masalah.
Sehingga, kata dia, hal tersebut dapat mendukung pembinaan persepakbolaan di daerah maupun secara nasional akan lebih berkembang.
Menyinggung soal manajemen baru Persis, Rudyatmo menjelaskan, pengurus yang lama kemungkinan akan terpilih lagi bisa terjadi atau orang-orang baru.
"Namun, saya berharap Persis akan dikelola orang-orang yang betul betul gila bola membawa nama Solo di kancah sepak bola nasional," kata Rudyatmo.
Manajer Persis Solo LPIS, Joni Sofyan Erwandi mengatakan bahwa kompetisi ke depan PSSI telah menentukan jumlahnya sebanyak 64 tim.
Menurut Joni, hal tersebut merupakan penyatuan dua liga versi PT LPIS dan LI. Beberapa kriteria yang ditetapkan khususnya ke PT LPIS, PSSI akan mencoret tim yang mengalami dualisme.
Oleh karena itu, lanjut dia, hanya tujuh klub Indonesia Primer League (IPL) dan 13 klub Divisi Utama yang dapat masuk dalam kompetisi hasil penyatuan musim depan.
Menurut dia, PSSI seharusnya lebih bijaksana dan keputusan tersebut masih dapat diubah. Tetapi, jika Persis LPIS juara Divisi Utama di akhir musim, mereka apakah tidak boleh promosi atau setidaknya bertahan di kompetisi hasil penyatuan.
Namun, hal tersebut hingga sekarang belum ada keputusan dari PT LPIS sebagai operator induk kompetisi. (Ant)
"Saya tidak memandang apakah itu, Persis Liga Super Indonesia Sportindo (LPIS) atau Liga Indonesia (LI). Tim Persis Solo yang terpenting hanya satu di bawah komando PSSI," kata Hadi Rudyatmo di Solo, Minggu.
Selain itu, Persis yang membawa nama Solo tentunya dengan manajemen yang baru, dan memiliki kualitas profesional dalam pengelolaan tim.
Hal tersebut, kata Rudyatmo, artinya mengurus sebuah tim profesional harus didukung antara lain pendanaan yang memadahi untuk operasional, dan memiliki pemain berkualitas untuk berkompetisi.
Menurut mantan Ketua Umum Persis Solo itu, bahwa jika Persis memiliki manajemen yang baik, tentunya dukungan sponsor dalam pendanaan untuk operasinal sebuah tim tidak akan masalah.
Sehingga, kata dia, hal tersebut dapat mendukung pembinaan persepakbolaan di daerah maupun secara nasional akan lebih berkembang.
Menyinggung soal manajemen baru Persis, Rudyatmo menjelaskan, pengurus yang lama kemungkinan akan terpilih lagi bisa terjadi atau orang-orang baru.
"Namun, saya berharap Persis akan dikelola orang-orang yang betul betul gila bola membawa nama Solo di kancah sepak bola nasional," kata Rudyatmo.
Manajer Persis Solo LPIS, Joni Sofyan Erwandi mengatakan bahwa kompetisi ke depan PSSI telah menentukan jumlahnya sebanyak 64 tim.
Menurut Joni, hal tersebut merupakan penyatuan dua liga versi PT LPIS dan LI. Beberapa kriteria yang ditetapkan khususnya ke PT LPIS, PSSI akan mencoret tim yang mengalami dualisme.
Oleh karena itu, lanjut dia, hanya tujuh klub Indonesia Primer League (IPL) dan 13 klub Divisi Utama yang dapat masuk dalam kompetisi hasil penyatuan musim depan.
Menurut dia, PSSI seharusnya lebih bijaksana dan keputusan tersebut masih dapat diubah. Tetapi, jika Persis LPIS juara Divisi Utama di akhir musim, mereka apakah tidak boleh promosi atau setidaknya bertahan di kompetisi hasil penyatuan.
Namun, hal tersebut hingga sekarang belum ada keputusan dari PT LPIS sebagai operator induk kompetisi. (Ant)