Sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan putaran pertama dan kedua
Divisi I, Bintang Jaya Asahan kembali mengajukan permohonan menjadi tuan
rumah babak delapan besar. Pengajuan pun sudah disampaikan ke Badan
Liga Amatir Indonesia (BLAI).
"Pengalaman dua kali menjadi tuan rumah sekaligus penyelenggaran di Divisi I, terbilang sukses. Keinginan kembali menjadi tuan rumah babak delapan besar sudah kami sampaikan," tutur Erwis Edi Pauja Lubis, manajer sekaligus pemilik klub Bintang Jaya.
Berhasrat menjadi tuan rumah, Erwis tak menampik jika Bintang Jaya juga menginginkan gelar juara. Apalagi Sumutera Utara yang sudah mati suri dalam prestasi.
"Gelar juara Divisi I itu sudah pasti kita inginkan. Tapi sebenarnya keinginan ini datang dari sebuah semangat, kenapa lebih sering final round digelar di Pulau Jawa. Toh kita disini juga berjalan dengan baik dan aman-aman saja. Ya semoga ketum PSSI orang Sumut bisa mempertimbangkan keinginan kita ini," ujar Erwis.
Klub Bintang Jaya merupakan klub pribadi yang dikelola oleh Erwis. Hingga ke babak delapan besar, tim asal Asahan Sumatera Utara ini telah menghabiskan dana sekitar Rp 650 juta. Jumlah ini bertambah karena ternyata PSSA Asahan juga menjadi salah satu tanggung jawabnya.
"Tim ini kan punya pribadi, jadi Saya sendiri yang menggelontorkan dananya. Setidaknya untuk Bintang Jaya sendiri sudah menghabiskan Rp 650 juta. Itu belum lagi dana untuk PSSA Asahan yang gagal lolos. Mudah-mudahan keinginan menjadi tuan rumah dipenuhi BLAI," ucap Erwis. (KAR)
"Pengalaman dua kali menjadi tuan rumah sekaligus penyelenggaran di Divisi I, terbilang sukses. Keinginan kembali menjadi tuan rumah babak delapan besar sudah kami sampaikan," tutur Erwis Edi Pauja Lubis, manajer sekaligus pemilik klub Bintang Jaya.
Berhasrat menjadi tuan rumah, Erwis tak menampik jika Bintang Jaya juga menginginkan gelar juara. Apalagi Sumutera Utara yang sudah mati suri dalam prestasi.
"Gelar juara Divisi I itu sudah pasti kita inginkan. Tapi sebenarnya keinginan ini datang dari sebuah semangat, kenapa lebih sering final round digelar di Pulau Jawa. Toh kita disini juga berjalan dengan baik dan aman-aman saja. Ya semoga ketum PSSI orang Sumut bisa mempertimbangkan keinginan kita ini," ujar Erwis.
Klub Bintang Jaya merupakan klub pribadi yang dikelola oleh Erwis. Hingga ke babak delapan besar, tim asal Asahan Sumatera Utara ini telah menghabiskan dana sekitar Rp 650 juta. Jumlah ini bertambah karena ternyata PSSA Asahan juga menjadi salah satu tanggung jawabnya.
"Tim ini kan punya pribadi, jadi Saya sendiri yang menggelontorkan dananya. Setidaknya untuk Bintang Jaya sendiri sudah menghabiskan Rp 650 juta. Itu belum lagi dana untuk PSSA Asahan yang gagal lolos. Mudah-mudahan keinginan menjadi tuan rumah dipenuhi BLAI," ucap Erwis. (KAR)