“Di Divisi Utama lalu, kami tak terlalu mengeluarkan biaya
besar. Karena jumlah kontestan di grup dan proses promosi tak menguras
kocek. Tapi di ISL nanti, kami harus mencari dana segar yang cukup
besar," tutur Barnadi, Sekum Persik.
"Apalagi bila PT LI nanti benar-benar menambah jumlah peserta
kompetisi hasil penyatuan liga dengan PT LPIS. Musim lalu, dengan jumlah
pertandingan lebih sedikit, kami masih punya utang Rp 500 juta,” ungkap
Barnadi, Sekum Persik.
Soal pelunasan tunggakan, kata Barnadi, masih menunggu pencairan
subsidi dari PT LI. Artinya, Persik tak memiliki dana segar untuk
menutupnya. “Kalkulasi kami jika Persik ingin bertahan saja di LSI
nanti, kami butuh dana kisaran Rp 10-15 miliar," ujar Barnadi.
"Jumlah ini sangat minim dan batas terendah yang mungkin kami bisa
usahakan untuk operasional tim. Musim depan, kami tak mau jor-joran beli
pemain agar tak membebani klub,” ucap Barnadi. (bolanews.com) (ICH)