Jawa Tengah yang diwakili oleh Persijap Jepara, berada di Grup Barat, yang dihuni oleh klub-klub yang selama ini tampil baik dalam ISL musim lalu. Persijap bakal bertanding, baik di kandang maupun tandang melawan klub-klub bertabur bintang seperti Sriwijaya FC (peringkat ke-5 ISL 2012-2013), Persija Jakarta (peringkat 11 ISL), Persib Bandung (peringkat 4 ISL), dan Arema Cronous (runner-up ISL).
Otoritas sepak bola Indonesia itu kemarin pagi telah memutuskan untuk klub ISL di wilayah Barat di antaranya Semen Padang, Sriwijaya FC, Persita Tangerang, Persija Jakarta, Persib, Pelita Bandung Raya, Persiba Bantul, Persijap Jepara, Persik Kediri, Persela Lamongan, dan Arema Cronus.
Adapun untuk Grup Timur, di antaranya adalah Persipura Jayapura, Persegres, Persebaya, Persepam Madura, Putra Samarinda, Persiba Balikpapan, Mitra Kukar, Barito Putra, PSM Makassar, Persiram Raja Ampat dan Perseru Serui.
Kendati dari segi lawan cukup berat, namun dari sisi biaya ini sangat menguntungkan Laskar Kalinyamat-julukan Persijap Jepara. Itu karena mayoritas klub barat masih berada di Pulau Jawa, sebagian di Jawa Barat dan Jawa Timur dan satu di Daerah Istimewa Yogyakarta. Klub yang berada di luar Jawa adalah Sriwijaya FC, yang berasal dari Palembang Sumatera Selatan. Selain itu juga ada Semen Padang, yang berasal di Provinsi Sumatera Barat.
Chief Executive Officer (CEO) PT Jepara Raya Multitama (JRM) M Said Basalamah mengaku sejak awal jika boleh memilih berharap berada di Grup Barat. Dari sisi kualitas lawan, diakuinya memiliki kesamaan. Namun demikian, keberadaan Persijap Jepara di grup tersebut bisa menjadi tim yang tidak diunggulkan.
”Kita underdog. Gak ada yang enteng di ISL,” kata CEO PT Jepara Raya Multitama (JRM) M Said Basalamah melalui twitter dan akun facebook-nya.
Basalamah bersyukur Persijap berada di Grup Timur, karena bisa menekan biaya transportasi selama mengarungi kompetisi. Untuk biaya transportasi ini, diakuinya tidak murah jika harus bertandang ke luar Jawa. Dia tidak bisa membayangkan jika klub yang berdiri sejak 11 April 1945 itu berada di Grup Timur. ”Gak kebayang jika di Grup Timur, Kalimantan, Sulawesi dan Papua,” imbuh Basalamah.
Jika berada di Grup Barat, dalam lawatan di kandang, pihkanya tidak akan menggunakan pesawat terbang. Ini bisa menekan pengeluaran biaya dalam satu musim. “Naik bus semua, gak usah pakai pesawat,” tandasnya.
Dalam akun twitter resmi PSSI, yakni @pssiofficial, disebutkan,”Plotting 22 klub ISL tersebut masih menunggu finalisasi akhir, terutama untuk kualitas pertandingan, Barat dan Timur. Tweeps Yth. Tapi jika dibagi sesuai regional hal itu sudah final. Perubahan regional masih dapat dialami klub-klub asal Jatim.” (sindo) (ICH)