PS Kwarta saat menjuarai Divisi I musim lalu ( liputan6.com) |
“Untuk itu, kita harus mempertajam permainan secara organisasi dan kolektif,” ujar Slamet, Kamis (20/3).
Sepanjang pertandingan, ciri khas permainan Kwarta yang mengandalkan aliran bola dari kaki ke kaki tidak berjalan baik. Banyak serangan dibangun anak-anak dari tengah sering terputus. Ini memang tak terlepas karena pemain masih nervous. Mereka baru main pertama di Stadion Teladan yang dihadiri banyak suporter.
Para gelandang juga terlalu cepat ingin menusuk jantung pertahanan. Padahal, masih bisa melakukan variasi permainan, misalkan bermain organisasi terlebih dahulu untuk melihat kelemahan lawan.
“Karena pemain gelandang tersebut sebagai jembatan antara pemain bawah dan depan. Alhasil, terlalu cepat kedepan kreativitas bermain di sayap dan bola crossing kurang efektif,”ujarnya.
Namun, Slamet tak memungkiri lawan yang dihadapi cukup bagus. Apalagi, skuad PSGL hampir merata. “Mental pemain PSGL sangat bagus, terlihat perlawanan dan peluang yang mereka dapat sangat banyak,”ujarnya.
Saat disinggung pemain asal Semen Padang, Zico Apai yang baru pertama kali tampil, Slamet menilai sudah cukup baik. “Hanya saja ia belum teruji melawan tim yang lebih tangguh lagi,”ujarnya.
Untuk melawan Bank Sumut, Sabtu (21/3), Slamet sudah mempersiapkan materi pemain. Saat melakukan latihan di Lapangan Pondok Rowo, Deliserdang, Jumat (20/3), ada dua materi yang perlu ditingkatkan.
“Kita akan memisahkan pemain depan untuk dilatih kreatif. Sedangkan, yang lainnya, pemain tengan akan kita latih untuk menguasai bola dengan membangun permainan dari kaki ke kaki,” ujarnya.
Dengan adanya latihan tersebut, pemain yang dianggap masih kurang kolektif bisa dipertajam kembali. “Agar anak-anak lebih mengusai bola dan tak mudah kehilangan bola,” ujarnya. (sporta)