Pelatih klub sepak bola Divisi Utama asal Kabupaten Jember, Jawa Timur,
Santoso Pribadi, menginginkan anak-anak asuhnya bermain dengan pola
4-2-3-1.
Persid Jember saat ini tengah berupaya keras mempersiapkan diri menghadapi kompetisi Divisi Utama yang akan digelar 15 April 2014. Dengan komposisi pemain lokal sepenuhnya, tanpa pemain impor, pengurus menargetkan Persid tetap bertahan di Divisi Utama. Bergabung di Grup 7, Persid harus bertanding melawan Persewangi Banyuwangi, Persebo Bondowoso, Persekam Kabupaten Malang, PS Sumbawa Barat, Persbul Buol, dan Persigo Gorontalo.
Sejumlah pemain yang sudah masuk daftar pemain Persid dalam kompetisi musim ini adalah Abdul Rahman, Rianto (kiper), M. Rofiq, Firjan Zaelani, Moch. Ainal Hafifi, Ahmad Fadil, Jerry Rivan Pradana, Nilo (belakang), Imam Hambali, Ferry Firmansyah, Emileo Prakoso, Hafit Erfandi, Iwan Sampurno, Sulhan, Ferry Haci, Imam Suprayogi (tengah), Ibnu Suhadak, Singgih Nurcahyo, Wildan Sudarmansyah, M. Syaiful Bahri, Hambali (depan).
"Tapi karena materi kami agak sulit untuk bermain ke sana, ya saya terpaksa pakai 3-5-2. Persid tidak punya pemain bertahan yang tinggi dan punya kecepatan," kata Santoso. Pola 3-5-2 digunakan jika Persid bermain tandang. Namun, jika bermain kandang, Santoso berupaya menghidupkan serangan melalui sayap.
Santoso sudah memiliki kerangka tim sementara, walau masih harus tambal sulam di sana-sini. Di posisi penjaga gawang, ia masih belum menemukan sosok pemain yang tepat. Di barisan belakang, ia mengandalkan Jerry Rivan Pradana, Forjan Zaelani, dan Nilo.
Santoso menumpuk lima gelandang yakni Rofiq, Imam Hambali, Ferry Firmansyah, Hafit Efandi, dan Emileo Prakoso. Sementara untuk barisan depan, Persid berharap pada keampuhan pasangan Ibnu Suhadak dan Singgih Nurcahyo.
"Tim ini kekurangan penjaga gawang dan barisan belakang butuh satu pemain berpostur tinggi. Satu lagi, kami butuh striker. Maunya sih Iswanto, tapi tadi saya lihat kok Iswanto tidak datang (uji coba)," kata Lek San, sapaan akrab Santoso.
Dengan minimnya pemain berpostur tinggi, Persid semustinya bermain dengan taktik pendek-merapat yang mengharuskan semua pemain bergerak mencari posisi. Namun dalam uji coba melawan Porba, para pemain terjebak pola monoton dengan umpan-umpan silang dari sayap. Ini tak lepas dari lemahnya tim lawan, sehingga pemain lebih suka mengeksploitasi dari sisi sayap.
"Wing back memang saya instruksikan melepas crossing (umpang lambung). Tapi kalau musuh lebih berat, bisa kesulitan (kalau hanya mengandalkan sayap). Kita memang harus berani," kata Santoso.
Santoso meminta agar para pemain senior seperti Rofiq, Nilo, dan Imam Hambali bisa bermain stabil selama 90 menit. "Kalau pemain inti kami tak bisa bermain full time, bisa kesulitan," katanya.
Dari hasil uji coba pertama melawan Porba FC, Sabtu kemarin (29/3/2014), Santoso melihat Singgih tampil menonjol dengan kecepatan dan keberanian menggiring bola. Gol tercipta juga dari adu kecepatan satu lawan satu Singgih dengan bek lawan. Berhasil mengatasi bek Porba, ia langsung menembak ke sisi jauh tiang gawang.
Ibnu Suhadak sebenarnya tampil cukup bagus. Namun Santoso menilai, staminanya masih perlu diperbaiki. Imam Hambali di posisi gelandang masih perlu lebih bertenaga untuk memberikan umpan. Santoso melihat sejumlah pemain senior bisa mengatur tempo permainan sehingga tak perlu menguras tenaga. "Mereka tahu kapan naik kapan tidak," katanya. (beritajatim)
Persid Jember saat ini tengah berupaya keras mempersiapkan diri menghadapi kompetisi Divisi Utama yang akan digelar 15 April 2014. Dengan komposisi pemain lokal sepenuhnya, tanpa pemain impor, pengurus menargetkan Persid tetap bertahan di Divisi Utama. Bergabung di Grup 7, Persid harus bertanding melawan Persewangi Banyuwangi, Persebo Bondowoso, Persekam Kabupaten Malang, PS Sumbawa Barat, Persbul Buol, dan Persigo Gorontalo.
Sejumlah pemain yang sudah masuk daftar pemain Persid dalam kompetisi musim ini adalah Abdul Rahman, Rianto (kiper), M. Rofiq, Firjan Zaelani, Moch. Ainal Hafifi, Ahmad Fadil, Jerry Rivan Pradana, Nilo (belakang), Imam Hambali, Ferry Firmansyah, Emileo Prakoso, Hafit Erfandi, Iwan Sampurno, Sulhan, Ferry Haci, Imam Suprayogi (tengah), Ibnu Suhadak, Singgih Nurcahyo, Wildan Sudarmansyah, M. Syaiful Bahri, Hambali (depan).
"Tapi karena materi kami agak sulit untuk bermain ke sana, ya saya terpaksa pakai 3-5-2. Persid tidak punya pemain bertahan yang tinggi dan punya kecepatan," kata Santoso. Pola 3-5-2 digunakan jika Persid bermain tandang. Namun, jika bermain kandang, Santoso berupaya menghidupkan serangan melalui sayap.
Santoso sudah memiliki kerangka tim sementara, walau masih harus tambal sulam di sana-sini. Di posisi penjaga gawang, ia masih belum menemukan sosok pemain yang tepat. Di barisan belakang, ia mengandalkan Jerry Rivan Pradana, Forjan Zaelani, dan Nilo.
Santoso menumpuk lima gelandang yakni Rofiq, Imam Hambali, Ferry Firmansyah, Hafit Efandi, dan Emileo Prakoso. Sementara untuk barisan depan, Persid berharap pada keampuhan pasangan Ibnu Suhadak dan Singgih Nurcahyo.
"Tim ini kekurangan penjaga gawang dan barisan belakang butuh satu pemain berpostur tinggi. Satu lagi, kami butuh striker. Maunya sih Iswanto, tapi tadi saya lihat kok Iswanto tidak datang (uji coba)," kata Lek San, sapaan akrab Santoso.
Dengan minimnya pemain berpostur tinggi, Persid semustinya bermain dengan taktik pendek-merapat yang mengharuskan semua pemain bergerak mencari posisi. Namun dalam uji coba melawan Porba, para pemain terjebak pola monoton dengan umpan-umpan silang dari sayap. Ini tak lepas dari lemahnya tim lawan, sehingga pemain lebih suka mengeksploitasi dari sisi sayap.
"Wing back memang saya instruksikan melepas crossing (umpang lambung). Tapi kalau musuh lebih berat, bisa kesulitan (kalau hanya mengandalkan sayap). Kita memang harus berani," kata Santoso.
Santoso meminta agar para pemain senior seperti Rofiq, Nilo, dan Imam Hambali bisa bermain stabil selama 90 menit. "Kalau pemain inti kami tak bisa bermain full time, bisa kesulitan," katanya.
Dari hasil uji coba pertama melawan Porba FC, Sabtu kemarin (29/3/2014), Santoso melihat Singgih tampil menonjol dengan kecepatan dan keberanian menggiring bola. Gol tercipta juga dari adu kecepatan satu lawan satu Singgih dengan bek lawan. Berhasil mengatasi bek Porba, ia langsung menembak ke sisi jauh tiang gawang.
Ibnu Suhadak sebenarnya tampil cukup bagus. Namun Santoso menilai, staminanya masih perlu diperbaiki. Imam Hambali di posisi gelandang masih perlu lebih bertenaga untuk memberikan umpan. Santoso melihat sejumlah pemain senior bisa mengatur tempo permainan sehingga tak perlu menguras tenaga. "Mereka tahu kapan naik kapan tidak," katanya. (beritajatim)


