Laga antara PSCS lawan Persipon yang berakhir 3-1 untuk tuan rumah PSCS (jateng.tribunnews.com) |
Meskipun target telah tercapi, namun tidak berarti pemain sudah tampil dengan sempurna. Dalam catatan pelatih, ada tiga pemainnya yang nampak tidak optimal dalam bermain.
Pelatih PSCS Gatot Barnowo
mengungkapkan, meskipun secara keseluruhan tim memang terlihat belum
bermaian lepas, tapi setidaknya ada tiga nama yang terlihat sangat kaku
dalam bermain. Masing-masing adalah Taryono, Arief Sarifudin dan Julia
Mardianus. “Taryono, Wahyu Tri dan Julia, mereka terlihat sangat tidak
maksimal dalam bermain. Itu yang menjadi catatan saya,” kata Gatot Rabu
(16/4).
Lebih lanjut, Gatot menjelaskan, jika
pernampilan perdana kemarin belum lepas itu disebabkan banyak faktor.
Tampil perdana dan dikandang sendiri sedikit banyak jelas mendapatkan
beban dari penonton. Karena penonton tentu mendambakan kemenangan pada
timnya. “Jelas itu karena beban psikologi pemain, tuntutan yang tinggi
dari masyarakat,” ucapnya.
Ditambahkan, setelah dievaluasi lebih
dalam, Taryono masih cedera pada bahunya. Sedangkan Wahyu Tri dia masih
belum sepenuhnya fit dari cedera tuang keriknya. Tidak fokusnya Wahyu
Tri yang akhirnya mengakhibatkan bola blunder dan terjadi gol bunuh
diri.
Pelatih yang sudah menukangi PSCS sejak
musim lalu menjelaskan, dia memasangkan duet antara Taryono dengan Wahyu
Tri, diharapkan jika posisi Taryono terkunci, Wahyu bisa memanfaatkan
ambil peluang gol On Sight. “Rupanya hal itu tidak terjadi kemarin,”
ucap Gatot.
Organisasi tim maupun saat
cover-mengcover serangan pada pertandingan itu tidak seperti yang
diharapkan. Semua tidak maksimal dan bahkan pudar, terlebih dibabak
pertama. Langkah Gatot menarik Wahyu Tri dan dan memasukan Gunaryo, itu
sedikit berhasil merubah permainan.
“Masuknya Gunaryo adalah momen
tepat, disaat stamina lawan sudah menurun, Gunaryo menjadi energi
tersendiri bagi PSCS,” ujarnya.
Persoalan ini tentu menjadikan evalasi
bagi tim, dan Gatot mengakui bahwa inilah menjadi tugas bagi dirinya.
Meningkatkan perfoma pemain sebelum melanjutkan putarannya melawat ke
Bandung. Selain organisasi tim, dia juga merasa perlu untuk memberikan
sugesti psikologi pada pemain.
“Sebenarnya saya tidak pernah membatasi
pemain untuk improvisasi dalam bermain, yang terpenting mereka bisa
segera kembali pada posisinya. Evaluasi ini tentu menjadi tugas saya
untuk meningkatkan perfoma pemain sebelum ke Bandung,” tegasnya. (radarbanyumas)