Selamat Datang | |


Breaking
    Loading ...

Kamis, 05 Juni 2014

Duel Panas, Perseman Tekuk Madiun Putra FC 2-0

By
Updated : Kamis, 05 Juni 2014 11.23.00
Laga antara Perseman Manokwari lawan Madiun Putra FC (ligaindonesia)
Atmosfer panas tersaji saat derby d’Wilis antara Perseman Manokwari kontra Madiun Putra FC (MPFC), kemarin (4/6). Samba Papua-julukan Perseman- yang menyandang status tuan rumah di Stadion Wilis mampu meraih victory dengan skor 2-0 (1-0).

Duel tim papan atas di Grup 5 Divisi Utama (DU) PT Liga Indonesia itu berlangsung dalam tensi tinggi. Hingga machtday ke-8, MPFC bertengger di puncak klasemen sementara dengan mengemas 15 poin. Sedang Perseman yang mengantongi 13 poin berada di peringkat kedua. MPFC maupun Perseman kemarin sama-sama memainkan tempo cepat.

Pada menit ke-24, gawang MPFC kebobolan gol Tommy Oropka. Kiper MPFC Agung Hari Mukti sengaja tak bereaksi sedikitpun menangkap bola lantaran mengira terjadi offside bersamaan ada pemain lawan berteriak lepas. Gol kedua Perseman yang dicetak Marthen Ayomi menit 64 juga direaksi Agung dengan sikap terdiam.

Pemain MPFC sempat melancarkan protes ke wasit Subiantoro berikut asisten wasit lantaran mengesahkan gol kontroversial itu. ‘’Siapa tidak geleng-geleng, gol kedua itu sangat jelas offside. Bukannya kami ingin mencari-cari kesalahan,’’ ujar coach MPFC Wahyudi kepada Jawa Pos Radar Madiun.

Disahkannya gol kontroversial itu turut membakar emosi penonton di tribun VIP. The Mad Mania yang berada di tribun sektor biru juga langsung berteriak bahwa MPFC sedang dizalimi. Mereka meminta Perseman diusir hingga tidak ber-home base di Stadion Wilis. Melihat gelagat yang kurang baik, sejumlah aparat keamanan langsung masuk lapangan mengamankan wasit.

Kondisi berangsur tenang lantaran kedua tim memutuskan pertandingan berlanjut.

Selang 11 menit menjadi puncak kericuhan setelah bomber andalan MPFC Toure Mochtar ditekling Ade Combo, pemain belakang Manokwari. Entah siapa yang memulai, dua pemain itu tidak terkendali emosinya. Pemain kedua tim merangsek mendekat. Kapten MPFC Agus Riawan dan stopper Anderson Da Silva terlihat sibuk menenangkan pemain.

Sementara itu, dari bench Perseman merespon balik protes penonton di tribun VIP. Aksi saling lempar botol tak terhindarkan. Sejumlah ofisial MPFC ikut menenangkan penonton. Dalam kondisi seperti itu, mantan manajer MPFC Bonnie Laksmana bersama sejumlah ofisial MPFC berupaya membantu mediasi. Mereka mencoba menenangkan pemain. Bonnie juga sempat beradu argumen dengan Sekretaris Perseman Ishak Krey yang tampak emosional. ‘’Serahkan semua ke wasit dan dua kapten, yang lain jangan ikut-ikut karena memperkeruh suasana,’’ teriak Bonnie.

Setelah proses mediasi, wasit Subiantoro memutuskan laga dilanjutkan. Dia mengganjar kartu merah striker MPFC Toure Mochtar dan defender Perseman Ade Combo. Sejak menit 75’ hingga usai laga, skor tetap 2-0. Sebenarnya MPFC sempat punya peluang emas di injury time ketika tendangan kapten MPFC Agus Riawan membentur mistar.

MPFC menderita kerugian besar dari kekalahan kemarin. Selain Mochtar terkena kartu merah hingga harus absen melawan PSIM Jogjakarta pekan depan, Rajif Afan, winger MPFC, mengalami patah tulang iga kena terjangan pemain Perseman. Afan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Insiden seru justru terjadi usai pertandingan. Polisi tiba-tiba menyemprotkan water cannon ke arah The Mad Mania. Padahal, tak sedikit The Mad anak-anak dan perempuan di tribun sektor biru. Ketika itu Agus Riawan dkk baru saja balik menyapa The Mad. Suporter yang sedang antre menuju pintu keluar langsung terdesak kena sasaran water cannon.

Sikap overacting juga ditunjukkan oknum polisi kepada dua fotografer. Fotografer Jawa Pos Radar Madiun WS Hendro dan Fikri Yusuf (LKBN Antara) diteriaki keras-keras agar tidak mengambil gambar. ‘’Saya dilarang motret dengan sikap intimidasi,’’ kata Hendro.

Ketua The Mad Mania Bayu Erix Yubastian menyesalkan tindakan represif aparat keamanan. Dia mendapat laporan, tiga orang The Mad Mania langsung pingsan dan menderika luka. Dua korban sudah diketahui identitasnya, yakni Lilik, warga Jalan Ciliwung (luka di pelipis) dan Hepi Dwi Saputra yang menderita retak di tangan. ‘’Seorang korban lagi masih anak-anak, kami masih mencari informasi di mana dia dirawat,’’ ujarnya.

Erix menyampaikan The Mad selama ini sudah bersikap sopan dan tidak anarkistis. Mereka juga menunjukkan kreativitas koreo dengan tulisan Win. Selama laga home MPFC juga tidak pernah terjadi gesekan dengan aparat keamanan. ‘’Katanya aparat keamanan itu sahabat suporter, tapi seperti ini kondisinya ada teman kami yang dilempari,’’ kesalnya.

Sementara itu, Kasubag Binops Polres Madiun Kota AKP Sudarno menegaskan tidak ada perintah penyemprotan water canon ke arah suporter. Dia menduga inisiatif petugas ketika melihat situasi. Sudarno mencermati sikap The Mad Mania biasa sopan dan kreatif. Dia menilai situasi ricuh lebih dipicu kepemimpinan wasit. ‘’Rekan-rekan mengetahui sendiri kondisinya. Kalau masalah dengan teman-teman media akan kami kroscek dulu, ,’’ ungkapnya.

Sementara itu, coach Perseman Wanderley Junior mengapresiasi MPFC yang dinilai bermain bagus. Dia memaklumi tensi tinggi dalam laga derby karena kedua tim amat menginginkan kemenangan. Wanderley menyebut pertandingan melawan MPFC kemarin berkelas karena kedua tim bermain bagus dengan semangat tinggi. ‘’Perseman sekarang puncak, tapi tetap tidak boleh lengah dan sedikit sombong,’’ tegasnya. (radarmadiun) 





Berita Terkait

Comment