Laga antara Perseman Manokwari lawan Madiun Putra FC (ligaindonesia) |
Duel tim papan atas di Grup 5 Divisi
Utama (DU) PT Liga Indonesia itu berlangsung dalam tensi tinggi. Hingga
machtday ke-8, MPFC bertengger di puncak klasemen sementara dengan
mengemas 15 poin. Sedang Perseman yang mengantongi 13 poin berada di
peringkat kedua. MPFC maupun Perseman kemarin sama-sama memainkan tempo
cepat.
Pada menit ke-24, gawang MPFC kebobolan
gol Tommy Oropka. Kiper MPFC Agung Hari Mukti sengaja tak bereaksi
sedikitpun menangkap bola lantaran mengira terjadi offside bersamaan ada
pemain lawan berteriak lepas. Gol kedua Perseman yang dicetak Marthen
Ayomi menit 64 juga direaksi Agung dengan sikap terdiam.
Pemain MPFC sempat melancarkan protes ke
wasit Subiantoro berikut asisten wasit lantaran mengesahkan gol
kontroversial itu. ‘’Siapa tidak geleng-geleng, gol kedua itu sangat
jelas offside. Bukannya kami ingin mencari-cari kesalahan,’’ ujar coach
MPFC Wahyudi kepada Jawa Pos Radar Madiun.
Disahkannya gol kontroversial itu turut
membakar emosi penonton di tribun VIP. The Mad Mania yang berada di
tribun sektor biru juga langsung berteriak bahwa MPFC sedang dizalimi.
Mereka meminta Perseman diusir hingga tidak ber-home base di Stadion
Wilis. Melihat gelagat yang kurang baik, sejumlah aparat keamanan
langsung masuk lapangan mengamankan wasit.
Kondisi berangsur tenang lantaran kedua tim memutuskan pertandingan berlanjut.
Selang 11 menit menjadi puncak kericuhan setelah bomber andalan MPFC Toure Mochtar ditekling Ade Combo, pemain belakang Manokwari. Entah siapa yang memulai, dua pemain itu tidak terkendali emosinya. Pemain kedua tim merangsek mendekat. Kapten MPFC Agus Riawan dan stopper Anderson Da Silva terlihat sibuk menenangkan pemain.
Sementara itu, dari bench Perseman
merespon balik protes penonton di tribun VIP. Aksi saling lempar botol
tak terhindarkan. Sejumlah ofisial MPFC ikut menenangkan penonton. Dalam
kondisi seperti itu, mantan manajer MPFC Bonnie Laksmana bersama
sejumlah ofisial MPFC berupaya membantu mediasi. Mereka mencoba
menenangkan pemain. Bonnie juga sempat beradu argumen dengan Sekretaris
Perseman Ishak Krey yang tampak emosional. ‘’Serahkan semua ke wasit dan
dua kapten, yang lain jangan ikut-ikut karena memperkeruh suasana,’’
teriak Bonnie.
Setelah proses mediasi, wasit Subiantoro
memutuskan laga dilanjutkan. Dia mengganjar kartu merah striker MPFC
Toure Mochtar dan defender Perseman Ade Combo. Sejak menit 75’ hingga
usai laga, skor tetap 2-0. Sebenarnya MPFC sempat punya peluang emas di
injury time ketika tendangan kapten MPFC Agus Riawan membentur mistar.
MPFC menderita kerugian besar dari
kekalahan kemarin. Selain Mochtar terkena kartu merah hingga harus absen
melawan PSIM Jogjakarta pekan depan, Rajif Afan, winger MPFC, mengalami
patah tulang iga kena terjangan pemain Perseman. Afan langsung
dilarikan ke rumah sakit.
Insiden seru justru terjadi usai
pertandingan. Polisi tiba-tiba menyemprotkan water cannon ke arah The
Mad Mania. Padahal, tak sedikit The Mad anak-anak dan perempuan di
tribun sektor biru. Ketika itu Agus Riawan dkk baru saja balik menyapa
The Mad. Suporter yang sedang antre menuju pintu keluar langsung
terdesak kena sasaran water cannon.
Sikap overacting juga ditunjukkan oknum
polisi kepada dua fotografer. Fotografer Jawa Pos Radar Madiun WS Hendro
dan Fikri Yusuf (LKBN Antara) diteriaki keras-keras agar tidak
mengambil gambar. ‘’Saya dilarang motret dengan sikap intimidasi,’’ kata
Hendro.
Ketua The Mad Mania Bayu Erix Yubastian
menyesalkan tindakan represif aparat keamanan. Dia mendapat laporan,
tiga orang The Mad Mania langsung pingsan dan menderika luka. Dua korban
sudah diketahui identitasnya, yakni Lilik, warga Jalan Ciliwung (luka
di pelipis) dan Hepi Dwi Saputra yang menderita retak di tangan.
‘’Seorang korban lagi masih anak-anak, kami masih mencari informasi di
mana dia dirawat,’’ ujarnya.
Erix menyampaikan The Mad selama ini
sudah bersikap sopan dan tidak anarkistis. Mereka juga menunjukkan
kreativitas koreo dengan tulisan Win. Selama laga home MPFC juga tidak
pernah terjadi gesekan dengan aparat keamanan. ‘’Katanya aparat keamanan
itu sahabat suporter, tapi seperti ini kondisinya ada teman kami yang
dilempari,’’ kesalnya.
Sementara itu, Kasubag Binops Polres
Madiun Kota AKP Sudarno menegaskan tidak ada perintah penyemprotan water
canon ke arah suporter. Dia menduga inisiatif petugas ketika melihat
situasi. Sudarno mencermati sikap The Mad Mania biasa sopan dan kreatif.
Dia menilai situasi ricuh lebih dipicu kepemimpinan wasit.
‘’Rekan-rekan mengetahui sendiri kondisinya. Kalau masalah dengan
teman-teman media akan kami kroscek dulu, ,’’ ungkapnya.