PSAP Sigli akan menjalani laga kandang menjamu Persiraja Banda Aceh
dalam lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia 2014 di Stadion Kuta Asan,
Sigli, Rabu nanti. Laga tersebut terancam batal, jika pengurus Laskar
Aneuk Nanggroe (The Lan) tidak menuntaskan persoalan gaji pemain.
"Pemain memang tidak mau latihan sampai gaji dibayarkan. Mereka juga mengancam mogok tanding melawan Persiraja sebelum hak mereka diberikan” kata Sekjen The Lan, T Muklis Benzema, baru-baru ini.
Muklis mengungkapkan pengurus diharapkan segera mengambil langkah konkrit menyelesaikan persoalan gaji pemain. Karena, pihaknya juga tidak menginginkan pertandingan batal digelar, hanya gara-gara masalah gaji.
Terkait ini, Muklis menambahkan The Lan sudah beberapa kali ingin bertemu Ketua Umum PSAP, Sarjani Abdullah, yang juga Bupati Pidie. Namun, Sarjani selalu tidak berada di tempat dan belum sempat dijumpai. Padahal, kata dia, keinginan pemain hanya ingin bertatap muka dan menyampaikan beberapa keluhan.
Selain itu, The Lan mendesak tim formatur yang sudah ditunjuk segera mengagendakan pertemuan dengan Ketua Umum PSAP serta menyerahkan nama pengurus untuk segera disahkan melalui SK (Surat Keputusan).
Jika belum dilakukan, dikhawatirkan nasib PSAP akan terhenti di tengah jalan kompetisi. Kondisi miris ini diperparah lagi dengan pemain belum menerima gaji selama kompetisi digelar.
“Jika terjadi insiden seperti Akli Fairuz, siapa yang akan bertanggung jawab? Kami mau keseriusan bupati menyelamatkan PSAP. Pemain hanya ingin kejelasan gaji dan sampai sekarang tim formatur belum pernah duduk bersama untuk menentukan kepengurusan PSAP ke depan,” demikian Muklis.
Saat dikonfirmasi, CEO PSAP, Drs M Daud, membantah jika manajemen belum membayar gaji pemain. Kendati begitu, diakuinya masih ada beberapa pemain yang belum diselesaikan gajinya.
“Itu bohong, anak-anak masih ikut latihan dan tidak mogok. Bahkan mereka siap bertanding melawan Persiraja,” tegas Daud.
Disebutkan, keluhan tentang gaji tersebut diakuinya memang sempat dikembangkan oleh beberapa pemain musim lalu. Akan tetapi sudah dijelaskan manajemen sekarang hanya fokus pada kompetisi musim ini. (waspada)
"Pemain memang tidak mau latihan sampai gaji dibayarkan. Mereka juga mengancam mogok tanding melawan Persiraja sebelum hak mereka diberikan” kata Sekjen The Lan, T Muklis Benzema, baru-baru ini.
Muklis mengungkapkan pengurus diharapkan segera mengambil langkah konkrit menyelesaikan persoalan gaji pemain. Karena, pihaknya juga tidak menginginkan pertandingan batal digelar, hanya gara-gara masalah gaji.
Terkait ini, Muklis menambahkan The Lan sudah beberapa kali ingin bertemu Ketua Umum PSAP, Sarjani Abdullah, yang juga Bupati Pidie. Namun, Sarjani selalu tidak berada di tempat dan belum sempat dijumpai. Padahal, kata dia, keinginan pemain hanya ingin bertatap muka dan menyampaikan beberapa keluhan.
Selain itu, The Lan mendesak tim formatur yang sudah ditunjuk segera mengagendakan pertemuan dengan Ketua Umum PSAP serta menyerahkan nama pengurus untuk segera disahkan melalui SK (Surat Keputusan).
Jika belum dilakukan, dikhawatirkan nasib PSAP akan terhenti di tengah jalan kompetisi. Kondisi miris ini diperparah lagi dengan pemain belum menerima gaji selama kompetisi digelar.
“Jika terjadi insiden seperti Akli Fairuz, siapa yang akan bertanggung jawab? Kami mau keseriusan bupati menyelamatkan PSAP. Pemain hanya ingin kejelasan gaji dan sampai sekarang tim formatur belum pernah duduk bersama untuk menentukan kepengurusan PSAP ke depan,” demikian Muklis.
Saat dikonfirmasi, CEO PSAP, Drs M Daud, membantah jika manajemen belum membayar gaji pemain. Kendati begitu, diakuinya masih ada beberapa pemain yang belum diselesaikan gajinya.
“Itu bohong, anak-anak masih ikut latihan dan tidak mogok. Bahkan mereka siap bertanding melawan Persiraja,” tegas Daud.
Disebutkan, keluhan tentang gaji tersebut diakuinya memang sempat dikembangkan oleh beberapa pemain musim lalu. Akan tetapi sudah dijelaskan manajemen sekarang hanya fokus pada kompetisi musim ini. (waspada)