Kabar menggembirakan bagi publik Bantul, khususnya Paserbumi (julukan suporter Persiba). Playmaker asal Argentina, Ezequiel Gonzalez memutuskan tetap membela Tim Laskar Sultan Agung satu musim mendatang.
Tentu pilihan yang diambil Eze (sapaan akrab Ezequiel) menjadi buah
manis negoisasi yang sangat melelahkan yang dilakukan managemen Persiba.
Negoisasi berlangsung alot, hampir sebulan lebih sejak Desember tahun
lalu. “Terima kasih kepada managemen,” kata pelatih Persiba Sajuri
Syahid mengungkapkan kegembiraannya, Minggu
(27/1/2013).
(27/1/2013).
Alotnya negoisasi antara managemen dengan pemain yang pernah membela
tim elit Argentina, Estudiente ini tidak terlepas dari nominal nilai
kontrak. Sebelum deal, Eze enggan menerima nilai kontrak yang ditawarkan
managemen mengingat nilainya berkurang sekitar 25% dari jumlah yang
diterimanya musim lalu.
Belum ada keterangan resmi dari managemen, berapa nilai kontrak
pemain kelahiran Buenos Aires, 24 Januari 1983 ini. Satu yang pasti,
pemain yang identikan dengan nomor punggung 9 ini menjadi pemain dengan
nilai kontrak paling tinggi dibanding rekan-rekannya di skuad yang
berdiri sejak 21 September 1967 ini.
Di antara pemain yang sudah deal dengan Persiba, negoisasi dengan Eze
adalah yang paling melelahkan. Satu yang menjadi keyakinan managemen
jika Eze bersedia bertahan adalah roga kompetisi Indonesia Primer League
(IPL) 2013 sudah di depan mata. Sehingga kurang memungkinkan tim dari
IPL membajaknya. Selain itu, kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang
sudah bergulir jelas menutup pintu Eze untuk hengkang ke tim ISL.
Berapa pun nilai kontraknya, managemen sangat bersyukur bisa
mempertahankan ikon Persiba tersebut. Pelatih Sajuri juga pantas
gembira. Pasalnya, peran Eze selama 6 musim bersama Persiba tidak
tergantikan. “Eze merupakan playmaker yang tak tergantikan di sini
(Persiba). Beruntung kami memiliki pemain seperti Eze, apalagi dia tipenya tidak egois,” kata Sajuri.
Menurut pelatih yang baru saja mendapatkan sertifikat pelatih
berlisensi A nasional ini, pemain asal Amerika Latin yang bertipe tidak
egois jarang dimiliki tim-tim lain di negeri ini. Namun, Eze bukan
bagian dari mayoritas pemain asal Amerika Latin yang merumput di
liga Tanah Air. “Inilah (tidak egois) menjadi salah satu kelebihan Ezze, yang jarang dimiliki pemain asal Amerika Latin di Indonesia. Biasanya, mereka berlomba-lomba mendemontrasikan skil individunya,” ungkapnya.
Setelah Eze memilih tetap berkostum merah-merah (kostum kebanggaan
laga kandang Persiba), maka tim kebanggaan publik Bantul untuk kuota
tiga legiun asing non Asia sudah terpenuhi. Persiba kini memiliki trio
latino masing-masing Eze (Argentina), Eduardo Bizarro dan Marcio Souza
da Silva yang keduanya berasal dari Negeri Samba.
Tidak ada keterangan resmi dari Eze setelah resmi melanjutkan kerja
sama dengan Persiba. Eze hanya menulis di akun twitternya: ‘Thanks
God…One more year with Persiba’. Itulah kalimat singkat yang ditulis
Eze. Kalimat singkat namun sangat melegakan bagi semua armada Persiba,
Paserbumi dan publik Bantul. (sindo)