MALANG, MediaSepakbola.com - Konflik internal di manajemen Arema FC tampaknya akan sangat mengancam eksistensi klub perserta Indonesia Premier League (IPL) ini. Permasalahan peninggalan musim lalu belum terselesaikan hingga sekarang dan berpotensi menjadi persoalan besar.

Akibat perebutan legalitas pengelolaan, kontrak pemain yang berada di tim asuhan Dejan Antonic bisa cacat hukum. Kontrak mereka diketahui tidak berada di bawah PT Arema Indonesia sebagai pihak yang ditunjuk Yayasan Arema untuk mengelola tim Arema FC. Kontrak pemain sendiri dilakukan PT Setia Bina Nusa (SBN).

Menurut sumber dari manajemen Arema FC musim lalu, PT SBN yang dipimpin Nur Salam Tabusalla hingga kini belum mendapat kewenangan untuk mengelola klub Arema FC. Sehingga tak heran jika Winarso sebagai CEO PT Arema Indonesia merasa masih menjadi pengelola yang sah.

“Jadi di bawah Ancora ada dua PT yang sama-sama berada di Arema sejak musim lalu. PT Arema Indonesia diberi kewenangan mengelola tim Arema, sedangkan PT SBN hanya diserahi tugas mengelola dana untuk Arema. Setahu saya belum ada peralihan kewenangan antara kedua PT tersebut,” kata sumber yang ingin identitasnya dirahasiakan ini.

Jika belum ada peralihan kewenangan, lanjutnya, maka hingga sekarang PT Arema Indonesia tetap paling berwenang mengelola Arema. PT SBN sendiri dibentuk seiring dengan berkuasanya Fanda Soesilo sebagai CEO Arema, yang selanjutnya menunjuk Nur Salam Tabusalla sebagai penerusnya.

Sejak pertengahan musim IPL 2011-2012, PT BSN menggeser peran PT Arema Indonesia tanpa izin atau pengalihan kewenangan secara resmi. Selanjutnya PT SBN lebih mendominasi dibanding PT Arema Indonesia yang notabene pihak yang ditunjuk Yayasan Arema.

Konflik internal tersebut berlanjut hingga kini dan manajemen yang membawahi tim asuhan Dejan Antonic berada di bawah PT BNS. Di sinilah persoalan bisa sewaktu-waktu muncul. “Kontrak pemain harusnya di bawah PT Arema Indonesia sebagai pihak yang ditunjuk Yayasan Arema. Kalau di bawah PT SBN, bisa jadi ilegal. Pemain harus jeli melihat ini,” sambungnya.

Menurunya, jika memang belum ada peralihan kewenangan, maka kontrak pemain bakal cacat secara hukum dan bisa dipersoalkan di kemudian hari. “Saya bisa memahami adanya keberatan dari kubu Winarso. Karena memang situasinya sangat rumit dan tidak semuanya dijalankan sesuai aturan,” tandas sumber tersebut.

Dilain pihak, manajemen di bawah kendali Nur Salam Tabusalla nyatanya tetap melanjutkan kerja mereka. Sebelumnya General Manager Arema FC Abriadi Muhara telah menyatakan sangat optimistis Arema IPL yang dilatih Dejan Antonic bakal bertanding di IPL musim depan.

Pihaknya manajemen dibawah Ancora sendiri tidak menggubris kemungkinan adanya tim Arema baru bentukan kubu Winarso yang dikabarkan masih berada di Bali. Yang pasti, tim asuhan Dejan Antonic membatalkan training centre (TC) ke Bali dengan alasan masih konsentrasi pada penandatanganan kontrak pemain.

Tim yang bermarkas di Stadion Gajayana ini rencananya akan berisi 24 pemain. Jumlah itu kemungkinan belum menjadi angka pasti karena tim masih membutuhkan sosok kiper berpengalaman. Pelatih kiper Arema FC Kurnia Sandy mengutarakan keinginannya memboyong Markus Horison (PSMS Medan) atau Andritany (Persija Jakarta).

“Belum ada yang datang. Tapi kedua kiper itu (Markus dan Andritany) memiliki kemampuan dan pengalaman lebih. Saya harapkan ada kiper yang bisa secepatnya bergabung jika memang memungkinkan. Satu kiper berpengalaman saya kira sudah cukup,” kata Kurnia Sandy.